Tolak Akui ‘Negara Yahudi’, dalam Usia 79 Tahun Ini Abbas Tak Ingin Khianati Rakyat Palestina
RAMALLAH (SALAM-ONLINE): Penolakan Presiden Palestina Mahmud Abbas atas pengakuan ‘Negara Yahudi’ mendapat dukungan. Setelah Liga Arab, Ahad (9/3), Dewan Revolusioner Fatah Palestina pun memberikan dukungannya, Senin (10/3) kemarin.
“Presiden Abbas menyatakan penolakannya untuk mengakui ‘Israel’ sebagai negara Yahudi. Para anggota dewan berdiri untuk mendukung keputusan itu,” kata seorang pejabat senior faksi Fatah, seperti dikutip AFP, Selasa (11/3).
Berawal pada 4 Maret lalu, Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Komite Urusan Publik ‘Israel’ Amerika (AIPAC) bahwa Tel Aviv akan menyepakati untuk menyelesaikan konfliknya dengan Palestina, dengan syarat, Palestina harus terlebih dahulu mengakui ‘Israel’ sebagai ‘Negara Yahudi’. Tetapi Abbas dengan tegas menolak permintaan Netanyahu itu.
Abbas mengatakan, dalam umur 79 tahun ini, ia tidak ingin mengkhianati perjuangan rakyat Palestina. “Meski ada tekanan kuat,” kata pejabat senior Palestina yang namanya tidak disebutkan.
Sementara Netanyahu mensyaratkan pengakuan atas ‘Israel’ sebagai sebuah negara Yahudi merupakan satu masalah pokok perundingan perdamaian. Ia berdalih, dengan mengatakan bahwa hal ini sebagai akar konflik antara Palestina dan ‘Israel’. Dengan demikian, ‘Israel’ ingin memasang syarat (pengakuan atas ‘Negara Yahudi’) jika mau ‘damai’.
“Dengan mengakui ‘Negara Yahudi’, itu artinya Anda benar-benar siap untuk mengakhiri konflik, jadi tak ada alasan untuk menunda-nunda pengakuan (sebagai ‘Negara Yahudi’) itu,” lanjutnya.
AS sendiri, meski mengaku masalah ini masih harus dirundingkan, namun bisa dipastikan negara sekutu Zionis itu mendukung ‘Israel’ sebagai sebuah ‘Negara Yahudi’. (AFP/salam-online)