LPPI: ‘Syiah Bolehkan Shalat dalam Keadaan Telanjang’

Syiah-KH Amin Djamaluddin saat memaparkan kejanggalan ajaran Syiah-jpeg.image
Ketua LPPI KH Amin Djamaluddin saat memaparkan perbedaan pokok antara Islam dengan Syiah

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Komite Pembela Ahlul Bait dan Sahabat (KOEPAS) menggelar seminar sehari dalam rangka mengantisipasi gerakan Syiah di Indonesia di aula Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Jakarta, Ahad (27/4).

Beberapa tokoh memaparkan tentang perbedaan pokok antara Islam dengan Syiah. Ketua Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam (LPPI) KH Amin Djamaluddin, mengatakan kelompok Syiah lebih beriman kepada perkataan imam ketimbang Al-Qur’an.

“Syiah ini lucu, perkataan imam mereka adalah hadist dan tidak mempercayai Al-Qur’an. Itu sangatlah berbeda dengan kita sebagai umat Islam,” kata Amin.

Amin juga mengungkapkan penyimpangan Syiah yang lainnya seperti dalam urusan ibadah shalat. Shalatnya orang Syiah berbeda dari setiap imamnya masing-masing. Amin membeberkan Syiah membolehkan shalat dalam keadaan telanjang.

“Imam Shadiq ditanya tentang seorang lelaki yang keluar telanjang, kemudian datang waktu shalat. Beliau berkata, ‘Ia shalat telanjang dengan berdiri bila tidak ada yang melihatnya, dan dengan duduk bila ada yang melihatnya’,” kata Amin sembari memegang buku fiqh Ja’fari yang merupakan rujukan Syiah.

Baca Juga

Amin juga menjelaskan penyimpangan Syiah lainnya kepada jamaah yang hadir, di antaranya ajaran yang menyalahkan ibadah shalat tarawih.

“Syiah itu sangat menyalahkan ibadah shalat tarawih. Tetapi mereka membuat ritual setiap malam ke-19 Ramadhan dengan shalat 50 rakaat, yang setiap satu rakaatnya diharuskan membaca surat Al-Fatihah satu kali dan surat Ardiljal 50 kali,” ungkapnya.

“Kalau kita shalat kan mengingat Allah, tetapi Syiah ini mengingat jumlah hitungan surat yang dibacanya,” pungkasnya. (TOM/UL/bumisyam)

salam-online

Baca Juga