Mesir Larang ‘Gerakan 6 April’
KAIRO (SALAM-ONLINE): Pengadilan di ibukota Mesir, Kairo, melarang kegiatan kelompok oposisi yang diberi nama ‘6 April’.
Larangan yang diputuskan Senin 28 April kemarin menanggapi laporan dari seorang penasihat hukum yang menuduh kelompok tersebut memfitnah negara dan melakukan kegiatan mata-mata.
Gerakan 6 April, yang terdiri dari kaum muda Mesir berperan penting dalam menggalang aksi unjuk rasa yang berhasil menjatuhjan Presiden Husni Mubarak pada tahun 2011 lalu.
Pendirinya, Ahmed Maher, saat ini sedang menjalani hukuman tiga tahun penjara karena menggelar aksi unjuk rasa yang dianggap rezim tidak sah.
Mereka juga sebenarnya ikut berpartisipasi dalam unjuk rasa yang kemudian mendorong militer menjatuhkan Presiden Muhammad Mursi pada Juli tahun lalu.
Namun mereka menentang penggulingan terhadap Mursi dan menentang pemerintahan sementara yang didukung mililter yang mereka tuduh membungkam kebebasan politik.
Bagaimanapun, seorang juru bicara 6 April, Mohamed Kamal, menegaskan kepada BBC bahwa mereka akan tetap meneruskan kegiatannya.
“Tidak ada yang mengecam kegiatan 6 April karena gerakan 6 April bukan hanya sebuah gerakan namun merupakan gagasan atas ketidakadilan, itu adalah gagasan untuk melawan kediktatoran.”
“Kami akan meneruskan kegiatan kami di jalanan,” serunya.
Sejumlah aktivis internasional ikut mengritik rezim kudeta Mesir karena dianggap sedang berupaya mengekang kebebasan bersuara, antara lain dengan mengadili para wartawan. (bbc)
salam-online