Protes Penerapan Syariah di Brunei, Dewan Kota Beverly Hills Desak Hotel Milik Sultan Ditutup
LOS ANGELES (SALAM-ONLINE): Rencana penerapan syariah Islam ada di negara Brunei. Tetapi lucunya yang alergi alias tak suka bahkan sampai dari tempat yang jauh dari Brunei, di Amerika sana.
HAM bagi orang-orang kafir tak berlaku di kalangan Muslim. Jika umat Islam ingin melaksanakan ajaran dan menerapkan syariat-Nya, apalagi dilakukan oleh institusi negara seperti di kesultanan Brunei Darussalam, maka mereka menuduhnya sebagai pelanggaran HAM. Padahal melaksanakan syariat Allah bukan sekadar HAM, melainkan sebagai kewajiban bahkan kebutuhan asasi manusia.
Tetapi jika orang-orang yang selalu melakukan tindakan subversif terhadap Allah, hidup bebas dan tak mengindahkan tata nilai, etika dan akhlak, meski di negara mayoritas Muslim, maka mereka berdalih, itu sebagai kebebasan berekspresi.
Itulah yang terjadi hari-hari ini. Pemerintah Kota Beverly Hills, Los Angeles, AS, menambah deret daftar pihak yang tak suka syariat Islam diterapkan di negara Brunei. Mereka mendesak Sultan Brunei Hassanah Bolkiah agar menutup dan menjual jaringan bisnis hotelnya di komplek pemukiman mewah itu dengan dalih Sultan memberlakukan hukum syariat Islam di negaranya.
Sejumlah bintang Hollywood, termasuk Jay Leno, Ellen DeGeneres dan konglomerat bisnis Richard Branson juga telah menyerukan boikot atas jaringan hotel Beverly Hills milik Sultan Brunei.
Namun kepala perusahaan Dorcherster Collection yang menaungi jaringan hotel Sultan Brunei mengatakan seruan itu tidak tepat dan hanya akan merugikan staf hotel.
“Tindakan yang diambil ini harus secara serius dipertimbangkan karena akan mempengaruhi mata pencarian banyak orang,” kata Christopher Cowdray kepada para anggota dewan kota Beverly Hills dalam pertemuan dewan, Selasa (6/5) malam.
Sultan Hassanal Bolkiah menegaskan pekan lalu lalu bahwa dia akan tetap menegakkan syariah terlepas dari banyaknya kritikan di negaranya ataupun dalam ranah internasional.
Dewan Kota Beverly Hills mengesahkan resolusi yaitu “mengecam pemerintahan Brunei atas serangkaian undang-undang yang memberikan hukuman sangat keras, termasuk hukuman mati dirajam bagi homoseksual dan perzinahan.”
“Resolusi ini menyerukan pemerintah (Brunei) untuk mengubah UU mereka atau melepaskan saham di Hotel Beverly Hills untuk memisahkan fakta bahwa ikon hotel kami berada di bawah kepemilikan mereka,” kata Wali Kota Beverly Hills Lili Bosse.
Bolkiah memiliki hotel bersejarah di Beverly Hills dan juga Hotel Bel Air di Los Angeles melalui perusahaannya, Dorchester Collection, dengan cabang di London, Paris, Milan dan Roma.
Dewan Kota Beverly Hills mengatakan mereka akan mengirimkan resolusi kepada Kementerian Luar Negeri untuk meminta pemerintahan Obama “mengambil tindakan tepat untuk mengecam kebijakan pemerintah Brunei”.
“Pemerintah Amerika Serikat telah menyampaikan keprihatinan secara pribadi kepada pemerintah Brunei,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jen Psaki.
Tapi, kata Psaki, pemerintah AS tidak akan mengambil sikap terkait boikot yang diserukan berbagai kalangan terhadap jaringan hotel mewah Sultan Brunei tersebut.
Dalam sejumlah kesempatan, Sultan Bolkiah membantah anggapan orang yang menyatakan hukum syariah Islam itu kejam.
“Ada teori bahwa hukum Allah kejam dan tidak adil. Tetapi Allah menyatakan hukum-Nya itulah yang adil seadil-adilnya,” katanya. Bahkan, ujar Sultan, penerapan hukum Islam merupakan wujud ketaatan kepada Allah.
“Keputusan menerapkan hukum pidana syariah bukan untuk bersenang-senang, melainkan untuk menaati perintah Allah seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an,” tegas Sultan. (AFP/salam-online)