Ulama dan Sejarawan Syaikh Munir Al-Ghadban Wafat di Kota Makkah

Makkah-Dr Munir bin Muhammad Al-Ghadban (rahimahullah)-jpeg.imageMAKKAH (SALAM-ONLINE): Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Ulama, juru dakwah, sejarawan, dan murabbi, Syaikh Dr Munir bin Muhammad Al-Ghadban meninggal dunia di kota suci Makkah Al-Mukarramah pada Ahad (1/6/2014) pagi. Jenazahnya dishalatkan oleh kaum Muslimin di Masjidil Haram pada hari itu juga, Islammemo melaporkan.

Syaikh Munir Al-Ghadban adalah seorang ulama, dosen, sejarawan dan murabbi senior. Ia pernah menjabat sebagai Muraqib ‘Aam (Pengawas Umum atau sesepuh) Ikhwanul Muslimin Suriah.

Ikhwanul Muslimin Suriah telah merilis pernyataan resmi bela sungkawa atas wafatnya Syaikh Munir. Dalam pernyataannya Ikhwanul Muslimin Suriah menyatakan, “Sesungguhnya kami Ikhwanul Muslimin di Suriah, menyampaikan belasungkawa kepada umat Islam atas wafatnya seorang ulama dan seorang tokoh umat Islam…Syaikh Munir Al-Ghadban, mantan Muraqib ‘Aam Ikhwanul Muslimin di Suriah, yang meninggal pada pagi hari Ahad, 3 Sya’ban 1435 H bertepatan dengan 1 Juni 2014 M.”

Pernyataan itu juga menjelaskan, “Syaikh Munir adalah penulis buku-buku yang bermanfaat dan usaha yang besar di jalan dakwah kepada Dinullah dan membela syariat-Nya serta umatnya. Beliau adalah penulis Al-Manhaj Al-Haraki fis Sirah Nabawiyah dan Al-Manhaj Tarbawi fis Sirah Nabawiyah. Beliau adalah sejarawan yang mendokumentasikan perjalanan generasi Islam pertama. Beliau adalah orang yang menorehkan rambu-rambu perjalanan bagi Harakah Islamiyah dalam banyak buku dan ceramah. Dan beliau adalah dosen pada Universitas Ummul Qura Makkah selama bertahun-tahun.”

Syaikh Munir bin Muhammad Al-Ghadban dilahirkan di kota Tal, provinsi pinggiran Damaskus pada 1942. Ia meraih S1 dari Fakultas Syariat, Universitas Damaskus pada 1967 dan meraih diploma umum dari Fakultas Tarbiyah, Universitas Damaskus pada 1968. Pada tahun 1972 ia meraih S2 Bahasa Arab dari Ma’had Al-Buhuts wad Dirasat Arabiyah, Universitas Kairo. Karena kesibukan dakwah dan mengajar, Syaikh Munir baru meraih S3 Bahasa Arab dari Universitas Al-Qur’an Al-Karim, Sudan pada 1997.

Syaikh Munir Al-Ghadban sejak muda bergabung dan aktif dalam kelompok Ikhwanul Muslimin di Suriah. Ia pernah menjabat sebagai Muraqib ‘Aam Ikhwanul Muslimin di Suriah selama enam bulan pada periode 1985-986. Ia juga sempat menjabat sebagai Ketua Majelis Syura Ikhwanul Muslimin di Suriah (bertugas memilih Muraqib ‘Aam) selama beberapa tahun.

Baca Juga

Pasca revolusi yang gagal pada 1982 Ikhwanul Muslimin dan gerakan-gerakan dakwah Islam dibasmi oleh rezim Nushairiyah Hafizh Asad. Badai penangkapan dan pembunuhan itu memaksa banyak ulama dan juru dakwah di Suriah untuk berhijrah ke Arab Saudi dan negara-negara lain. Syaik Munir Al-Ghadban termasuk kelompok mereka yang hijrah ke Arab Saudi dan diterima mengajar di Universitas Ummul Qura Makkah.

Syaikh Munir Al-Ghadban memiliki tak kurang dari 40 karya yang telah diterbitkan di bidang sirah nabawiyah, dakwah, tarbiyah dan ghazwul fikri. Di antara karyanya yang paling terkenal adalah adalah Fiqh As-Sirah An-Nabawiyah, Al-Manhaj Al-Haraki lis Sirah Nabawiyah (3 jilid, diterjemahkan dan diterbitkan oleh Pustaka Mantiq Solo dan kemudian Pustaka Rabbani, Jakarta), al-Manhaj Tarbawi lis Sirah Nabawiyah (11 jilid, baru diterjemahkan dan diterbitkan jilid-jilid awal saja oleh Pustaka Rabbani, Jakarta), Manhaj I’lami lis Sirah Nabawiyah, Tarbiyah Jihadiyah (3 jilid), Tarbiyah Qiyadiyah (4 jilid), Tarbiyah Jama’iyah (2 jilid), dan Tarbiyah Siyasiyah (2 jilid).

Sebagian buku Syaikh Munir seperti Fiqh As-Sirah An-Nabawiyah menjadi diktat mata kuliah Sirah Nabawiyah di Universitas Ummul Qura dan universitas-universitas lainnya di Timur Tengah. Buku-bukunya menjadi panduan pembinaan pada halaqah-halaqah para aktivis Islam di seluruh dunia. Atas jasa-jasa besarnya di bidang tersebut, Syaikh Munir Al-Ghadban menerima penghargaan Sultan Brunei Darus Salam untuk bidang Sirah Nabawiyah pada tahun 2000.

Semoga Allah menerima amal-amal kebaikannya, mengampuni kesalahan-kesalahan dan menempatkannya dalam surga Al-Firdaus. (muhib al majdi/arrahmah.com)

salam-online

Baca Juga