Militer Zionis Terkepung, Al-Qassam: ‘Gaza Akan Jadi Kuburan Massal Tentara Israel’
GAZA CITY (SALAM-ONLINE): Tank-tank penjajah Yahudi sampai laporan ini dibuat tak berhasil merangsek Gaza, karena dihalangi oleh para pejuang Palestina di Gaza. Saat ini sedang terjadi perang, saling berhadapan di front, antara militer Yahudi ‘Israel’ dengan pejuang Gaza.
Sepasukan pejuang Palestina berhasil mengelabui militer ‘Israel’. Dengan memasuki terowongan, mereka muncul (keluar) di belakang tank dan pasukan ‘Israel’ di Gaza tengah, sehingga saat ini militer ‘Israel’ sedang terkepung.
Perang sengit, dentuman tembakan tank, roket, bom dan RJP, diiringi suara letupan senjata dari kedua kubu. Dua tentara ‘Israel’ ditembak mati oleh sniper pejuang Gaza dan 4 luka kritis, dan tank-tank dihancurkan oleh ranjau anti tank.
Sementara sasaran tembak militer ‘Israel’ adalah anak-anak, wanita, lansia, warga sipil lainnya dan rumah-rumah penduduk. Sedang sasaran tembak pejuang Gaza adalah tentara Yahudi dan markas-markas militer Zionis.
“Jika pasukan ‘Israel’ nekat masuk Gaza, maka mereka tak kan dapat keluar, Gaza akan banjir darah dan jadi kuburan massal bagi tentara ‘Israel’,” tegas Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.
Militer ‘Israel’ berperang perhari dibayar 200 USD (Rp 2 juta lebih dibekali pampers), sementara pejuang di Gaza berperang karena Allah untuk membebaskan Al-Aqsha. Mereka berbuka puasa dan sahur dengan kurma dan air putih, dan mereka pantang pulang dan mundur dari pertempuran.
Khusus hari ini, Sabtu (19/7) lebih dari 50 warga sipil Gaza gugur syahid, insya Allah. Rumah-rumah warga rata dengan tanah. Sebagian dari korban masih berada di reruntuhan.
Sebuah rumah sakit di Beit Haboun, Gaza utara, jadi sasaran roket ‘Israel’. Dengan terpaksa tim medis dan para pasien berhamburan keluar rumah sakit.
Mohon doakan selalu, saat ini Gaza butuh doa! Doa!
Walau Gaza dihujani roket oleh penjajah ‘Israel’, namun relawan asal Gaza tetap mendistribusikan bahan makanan, obat-obatan dan bantuan uang cash bagi pasien korban perang–karena mereka perlu bantuan. (Abdillah Onim, Jurnalis Indonesia di Gaza, Palestina)