Dianggap Antek Rezim, Imam Masjid Terbesar di China Dibunuh
BEIJING (SALAM-ONLINE): Polisi China menembak mati dua orang tersangka dalam pembunuhan seorang imam masjid terbesar di China dan menangkap seorang tersangka lainnya.
Jume Tahir yang merupakan imam Masjid Id Kah di Kashgar—Daerah Otonomi Xinjiang yang belakangan ini bergejolak—ditemukan meninggal terbunuh akibat ditusuk setelah shalat Subuh, Rabu (30/7) lalu.
Polisi mengatakan para tersangka sempat melawan dengan menggunakan pisau dan kapak.
Berdasarkan hasil investigasi sementara, Tahir dibunuh karena dianggap sebagai antek pemerintah China.
Tahir memang dekat dengan rezim. Bahkan sebelum ditunjuk sebagai imam masjid terbesar di China itu, ia sempat menjabat sebagai wakil partai petahana (NPC) di Xinjiang, yang mayoritas warganya adalah Muslim Uighur.
Tahir yang juga Wakil Presiden Asosiasi Islam Xinjiang itu disebut memiliki banyak musuh di kalangan etnis Uighur yang memandangnya sebagai kaki tangan Pemerintah Komunis China.
Xinjiang yang terletak di pelosok timur China merupakan tempat tinggal suku Uighur yang Muslim.
Selama beberapa tahun terjadi ketegangan antara pemerintah Beijing dengan warga Uighur terkait migrasi suku Han dan ketatnya kendali pemerintah pusat di Xinjiang.
Namun kekerasan meningkat dalam beberapa waktu belakangan, antara lain serangan di pasar di ibukota Xinjiang, Urumqi, yang menewaskan sedikitnya 30 orang.
Imam Tahir, yang merupakan suku Uighur, dikenal sebagai pendukung kebijakan pemerintah pusat Beijing di Xinjiang, demikian seperti dilansir BBC, Jumat (1/8).
Dia ditunjuk sebagai imam di Masjid Id Kah yang sudah berusia sekitar 600 tahun oleh Partai Komunis China.
Sejumlah kalangan mengatakan dia tidak disenangi oleh warga Uighur karena mendukung kebijakan pemerintah China, yang kadang disampaikan juga dalam khutbah-khutbahnya. (BBC/salam-online)