JAKARTA (SALAM-ONLINE): Dihadiri sekitar 200 perwakilan dari seluruh Indonesia, ormas Syiah Ahlulbait Indonesia (ABI) Jumat (14/11/2014) siang secara resmi membuka muktamar kedua mereka di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Acara pembukaan muktamar itu dihadiri oleh KH Umar Syihab dari MUI Pusat, Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, beberapa tokoh ormas Islam serta Dubes Malaysia dan Palestina. Sedangkan Ketua MUI Pusat Din Syamsuddin dan Menteri Agama yang dijadwalkan hadir dalam pembukaan muktamar ternyata berhalangan datang di acara tersebut.
Selain menggelar pembukaan muktamar, ABI juga menggelar seminar bertema “Menguatkan Nasionalisme, Menolak Intoleransi dan Ekstremisme” di kantor Kementerian Agama RI, jalan MH Thamrin Jakarta Pusat.
Yang menariknya adalah acara pembukaan muktamar dan seminar ABI ini digelar di auditorium yang bernama Prof Dr H.M. Rasyidi, sosok ulama besar Indonesia yang sejak dahulu sangat gencar menyatakan ajaran Syiah adalah sesat dengan bukunya yang terkenal “Apa Itu Syiah”.
Terkait pembukaan muktamar yang diadakan di kantor Kementerian Agama RI, Sekjen ABI, Ahmad Hidayat menyatakan hal itu dilakukan untuk memberi pesan bahwa Syiah adalah bagian dari umat Islam.
“Kita ingin menyampaikan dan memberi pesan bahwa dengan pembukaan muktamar ke-2 ormas Ahlulbait Indonesia di kantor Kementerian Agama dan dibuka dengan sambutan dari menteri agama, hal itu untuk memberi pesan bahwa keberadaan masyarakat Muslim Syiah adalah bagian yang tidak terpisahkan dan Muslim Syiah adalah entitas dari bangsa ini dan entitas dari umat Islam,” jelas Ahmad kepada wartawan, dikutip dari Islampos, Jumat (14/11).
Namun Ahmad Hidayat tidak menampik bahwa ada masyarakat Islam di Indonesia yang menganggap ajaran Syiah sesat. Ia mengatakan keliru jika ada umat Islam yang menganggap ajaran Syiah itu sesat.
“Anda harus tahu bahwa organisasi Ahlulbait Indonesia yang menghimpun masyarakat Muslim Syiah oleh sekelompok umat Islam telah dianggap sesat. Tentu ketika di dalam doktrin agama dipahami satu kelompok itu sesat, maka bisa jadi dengan cara pandang yang ekstrem kemudian mereka melakukan diskriminasi. Saya kira kejadian di Sampang misalnya, hanya satu cerminan dari kekeliruan sekelompok orang yang menganggap bahwa Syiah itu sesat,” tandas Ahmad. (fq/Islampos)
salam-online