Ahok Ingin Bebaskan Produksi Miras, Fahira Idris: “Lawan!”

Fahira Idris-lawan miras-jpeg.image
Fahira Idris

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Keinginan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk melegalkan minuman keras (miras) dengan membebaskan (memberi izin) produksinya dengan dalih agar mudah diawasi ditentang oleh Senator Asal ibu kota, Fahira Idris.

Menurut Ahok, maraknya miras oplosan yang beredar di masyarakat merupakan akibat dari pelarangan terhadap produksi miras. Ahok menganggap, maraknya minumas keras oplosan yang beredar di masyarakat merupakan akibat dari pelarangan produksi minuman haram itu.

Ahok mengatakan, pelarangan produksi membuat banyak masyarakat yang nekat untuk mengoplos sendiri tanpa takaran yang sesuai, dan akhirnya menyebabkan kematian bagi orang yang mengonsumsinya.

“Saya berpikiran positif saja, mudah-mudahan ini hanya niat, tidak diimplementasikan secara nyata, walaupun sebenarnya niat ini tidak bijak keluar dari mulut seorang kepala daerah. Tetapi, kalau memang Pak Ahok mau realisasikan rencananya itu di Jakarta, kita akan lawan,” demikian rilis yang diterima Republika dari Wakil Ketua Komite III DPD yang juga Ketua Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM), Fahira Idris, di Jakarta, Rabu (10/12).

Menurut Fahira, harusnya Ahok mengambil hati warga Jakarta, terutama kaum Muslimin, tetapi malah mengeluarkan pernyataan yang bisa meresahkan umat. Beredarnya miras oplosan karena pemerintah, baik pusat maupun daerah tidak punya mekanisme pengawasan yang ketat terhadap peredaran miras terutama oplosan.

Baca Juga

“Kejadian di Garut dan Sumedang itu, miras oplosannya diproduksi massal jadi bukan mereka yang meminum itu mengoplos sendiri. Jika ada pengawasan yang ketat, tidak mungkin ada yang berani mengoplos miras secara massal dan menjualnya terang-terangan,” ungkap Fahira.

Fahira mengatakan, di Jakarta, tingkat kriminalitas karena miras yang resmi (bukan oplosan) itu termasuk yang paling tinggi. Fahira juga menagih janji Ahok yang akan mengeluarkan Pergub pelarangan menjual miras di mini market dan kepada anak di bawah umur saat GeNAM melakukan audiensi dengan Ahok setahun lalu.

“Coba di-googling aja kejahatan yang terjadi akibat pengaruh alkohol di Jakarta. Mereka itu kebanyakan minum miras resmi, bukan oplosan. Jadi tingkat merusak antara miras resmi dan oplosan sama, yang resmi mungkin tidak langsung mati tetapi berpeluang besar menimbulkan tindak kejahatan. Sementara yang oplosan bisa langsung mati. Kalau Pak Ahok ingin tawuran di Jakarta ini berkurang, larang saja miras, 100 persen saya yakin tawuran berkurang,” tegas Fahira.

Sumber: Tribunnews, ROL

salam-online

Baca Juga