MUI: “Imigran Kotori Bogor, UNHCR dan Pemerintah Harus Bertanggungjawab”

IMG_5636
KH Muhammad Zen Mahfuddin

BOGOR (SALAM-ONLINE): UNHCR-PBB dan pemerintah Indonesia diminta bertanggungjawab atas dikotorinya Bogor oleh ulah imigran gelap yang hingga saat ini masih tinggal dan berkeliaran di kawasan Puncak.  Banyaknya imigran gelap di wilayah Bogor, Jawa Barat, itu menimbulkan dampak serius bagi masyarakat. Salah satunya mengotori Bogor dengan bisnis pelacuran dan minuman keras.

Terkait hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor meminta badan PBB untuk Pengungsi, yakni United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) agar bertanggung jawab mengatasi ulah para imigran gelap tersebut.

“Biaya hidup mereka didanai atas nama UNHCR. Tapi UNHCR tidak memikiran kerusakan budaya masyarakat sekitar,” ujar Ketua Bidang Pengkajian, Penelitian, dan Aliran Sesat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, KH Muhammad Zen Mahfuddin kepada dua anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Fajar Shadiq dan Muhammad Pizaro, Selasa (23/12/2014) lalu.

MUI menilai, pihak UNHCR seharusnya ikut mengontrol tindak-tanduk para imigran yang meresahkan para ulama dan masyarakat Bogor itu.

Pemerintah juga dituntut bertanggungjawab dan segera mengirim para imigran menuju negara tujuan, dan tidak boleh dibiarkan terlalu lama di Indonesia.

“Tujuan mereka kan Australia,” ujar pria yang akrab disapa Kiai Zen ini.

Baca Juga

Pihak MUI sendiri sudah mengadukan masalah ini kepada pemerintah. Kiai Zen menjelaskan, MUI pernah melakukan dialog bersama Kodim, Polisi dan pihak-pihak terkait di Hotel Safari.

Dari hasil pertemuan tersebut disepakati untuk membersihkan wilayah Puncak dari para imigran. Pihak MUI memberi waktu 15 hari untuk relokasi. “Benar memang 15 hari hilang,” ujarnya.

MUI menyarankan kepada pihak terkait agar para imigran gelap di Bogor ditempatkan di lokasi khusus seperti di satu pulau khusus di daerah Sukabumi. Pemerintah seharusnya aktif memikirkan dampak kerusakan yang ditimbulkan pihak imigran dan membersihkan daerah yang telah tercemar itu sekarang juga.

Seperti diketahui, dari sekiatar 600 imigran ilegal di Bogor separuhnya berasal dari Afghanistan. Kepala Sub Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kota Bogor, Dede Sulaiman menegaskan, keseluruhan imigran Afghanistan itu memang berasal dari etnis Hazara yang berakidah Syiah. (Fajar Shadiq/Muhammad Pizaro/JITU)

salam-online

Baca Juga