Ratusan Imigran Afghanistan pun Serbu Pekanbaru

Pekanbaru-Kantor Imigrasi Kelas I Pekanbaru-jpeg.image
Kantor Imigrasi Kelas I Pekanbaru

PEKANBARU (SALAM-ONLINE): Tak hanya di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kantor Imigrasi Kelas I Pekanbaru juga mencatat, selama Tahun 2014, jumlah imigran pencari suaka politik paling banyak masuk menyerbu Pekanbaru berasal dari Afghanistan. Jumlahnya lebih dari 400 orang. Terbanyak masuk terjadi pada September, jumlahnya mencapai 127 orang.

Demikian dikatakan Kepala Seksi (Kasi) Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Wasdakim) Zakaria, kemarin. “Jumlah imigran pencari suaka politik yang masuk ke Pekanbaru paling banyak berasal dari Afganistan dan paling sedikit berasal dari negara Syria. Jumlah keseluruhan imigran yang ada saat ini, tercatat 480 orang,” kata Zakaria seperti dikutip goriau.com.

Selama di sini, lanjutnya, kehidupan mereka ditanggung oleh International Organization for Migration (IOM). Mereka tercatat sebagai pengungsi dan terdata oleh badan PBB yang mengurus pengungsian, UNHCR. Masing-masing mereka memegang sertifikat yang dikeluarkan oleh UNHCR.

Dalam sertifikat yang memuat data dan foto diri pemegang itu disebutkan bahwa mereka adalah pencari suaka. Kasusnya sedang dalam proses penanganan. Sebagai pencari suaka, mereka menjadi perhatian UNHCR dan secara khusus mendapat perlindungan dari ancaman pendeportasian paksa ke negara asal. “Ia akan berada di sini sambil menunggu keputusan akhir status kepengungsiannya,” jelas Zakaria.

Surat yang dikeluarkan oleh Kantor UNHCR di Jakarta tersebut, berlaku selama 1 tahun. Pemegangnya diminta untuk melaporkan tempat tinggalnya ke kantor polisi terdekat. Ditulis dalam sertifikat UNHCR itu, dokumen yang dikeluarkan tersebut bukanlah dokumen perjalanan. Dan pembawanya harus memahami bahwa pemerintah setempat berhak meminta dokumen untuk membatasi perjalanan mereka di daerah yang ditentukan negara.

Baca Juga
Pekanbaru-Bentuk sertifikat yang dikeluarkan UNHCR. (foto winahyu-goriau.com)-jpeg.image
Bentuk sertifikat yang dikeluarkan UNHCR. (foto: winahyu/goriau.com)

“Namun masih kita temui dokumen tersebut dipakai untuk melakukan perjalanan ke sejumlah daerah di Indonesia. Mereka lolos pemeriksaan saat melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang,” ungkap Zakaria.

Ditambahkan Zakaria, masuknya imigran gelap ini ke Indonesia, terjadi juga karena adanya sindikat internasional yang mencari keuntungan dari kondisi mereka di negara asal. Iming-iming penghidupan yang lebih baik di negara tujuan, sering dijadikan modus. (goriau.com)

salam-online

Baca Juga