“Dua Desa Dibakar, 3.000 Muslim Uighur Dibunuh, 500 Keluarga Lari ke Turki”

Turki-500 keluarga Uyghur telah mengungsi di Kayseri, Turki. Mereka melarikan diri dari kebiadaban penguasa Cina-jpeg.image
Sekitar 500 keluarga Muslim Uighur mengungsi ke Kayseri, Turki, menyelamatkan diri dari kebiadaban penguasa Cina. Tampak 4 anak Muslim Uighur di Kayseri, Turki

TURKI (SALAM-ONLINE): Sebanyak 500 keluarga Muslim Uighur sedang berupaya mengungsi ke Turki. “Mereka melarikan diri dan tertangkap di Thailand. Saat ini ada 367 orang, dan masih banyak lagi yang akan tertangkap,” ungkap Wakil Presiden Kongres Uighur Dunia dan Ketua Solidaritas Turki Asia Timur, Sayyid Tumturk, seperti dikutip Worldbulletin, Kamis (15/1).

Menurut Tumturk, orang-orang Uighur mencoba mencari jalan ke Keysari, Turki. Ia memperkirakan jumlah Muslim Uighur yang akan mengungsi akan meningkat. Sayyid Tumturk mengatakan, 500 keluarga Muslim Uighur melarikan diri ke Turki karena di negerinya mereka ditindas, mendapat perlakuan biadab, disiksa, ditangkap, dibunuh, dan dilarang shalat dan puasa.

Mereka yang berhasil lolos, lari ke Kayseri, Turki. Ada 500 keluarga Muslim yang hijrah ke Turki. Di Turki mereka mendapat pelayanan dan perlindungan.

“Orang-orang Uighur yang tersisa ditempatkan dan dibantu kebutuhan mereka di Turki,” kata Sayyid Tumturk. Ia mengungkap, rezim komunis Cina, menerapkan “kebijakan” melarang puasa. Pada hari pertama Ramadhan tahun lalu di Turkistan Timur, di Yarkent, dua desa dibakar dan 3.000 Muslim dibunuh.

Baca Juga

“Kemudian sebanyak 27 Muslim di Turkistan Timur itu dijatuhi hukuman mati. Namun tidak ada satu suara pun dari dunia,” ungkap Sayyid Tumturk.

Tumturk mengatakan, dunia sepi, tak ada yang mempedulikan Muslim Uighur. Tak ada yang mengangkat masalah yang menimpa Muslim di Turkistan Timur atas pengekangan, penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh penguasa Cina tersebut. Tak ada PBB, organisasi internasional, lembaga HAM internasional, dan sebagainya. “Dunia hening,” katanya.

“Jenggot, jilbab, dan semua simbol Islam dianggap sebagai elemen ‘teroris’. Shalat, puasa, pendidikan (sekolah Islam, red) masuk dalam lingkup ‘terorisme’. Xinjiang seperti sebuah penjara udara terbuka,” beber Tumturk.

Ia menuturkan, kini ratusan Muslim dari negeri Cina itu, berlindung di Turki. “Di Kayseri, Turki, kami menyediakan lingkungan yang hangat dan damai untuk anak-anak mereka. Kami sediakan tempat tinggal, makanan, pakaian dan kebutuhan mereka sehari-hari. Kami berterima kasih kepada semua orang yang terlibat membantu, yaitu negara, pemerintah Turki, gubernur, walikota dan LSM,” ujarnya. (worldbulletin/salam)

Baca Juga