Serang Al-Qaidah Yaman, AS Jadi Mitra Syiah Houtsi

Yaman-Drone AS Serang Al-Qaidah Yaman-aljazeera.com-jpeg.image
Serangan drone AS di basis Al-Qaidah Yaman, Senin (26/1) kemarin (Aljazeera)

SANAA (SALAM-ONLINE): Di tengah ketegangan politik di Yaman, dimana kelompok pemberontak Syiah Houtsi terus berambisi untuk menguasai negara ini, tiba-tiba AS melancarkan serangan ke basis pejuang Islam Al-Qaidah.

Serangan pesawat tak berawak (drone) yang menargetkan Al-Qaidah di Yaman itu menunjukkan tekad Washington untuk terus memerangi pejuang Islam, meskipun kekacauan politik tengah melanda di negara Arab Teluk yang disebabkan upaya perebutan kekuasaan oleh pemberontak Syiah Houtsi.

Pejabat suku dan keamanan Yaman di provinsi tengah Marib mengatakan, rudal dari pesawat tanpa awak itu menghantam sebuah kendaraan yang membawa tiga orang dekat perbatasan dengan provinsi Shabwa, basis Al-Qaidah, Senin (26/1), lansir Aljazeera.

Dua pejuang Al-Qaidah Yaman dan seorang dari Arab Saudi, gugur dalam serangan pengecut itu.

Prospek Yaman tanpa pemimpin telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan Washington untuk terus menargetkan Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP) itu. AS sendiri berdalih serangan itu sebagai balasan atas klaim AQAP sebagai pelaku eksekusi maut mingguan Prancis, pada 7 Januari lalu itu.

Baca Juga

Serangan pesawat tak berawak adalah yang pertama sejak Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi yang didukung AS mengundurkan diri bersama dengan kabinetnya pada Kamis (22/1) lalu, lantaran tak menyetujui tuntutan pemberontak Syiah Houtsi.

Sementara Juru bicara Pentagon Steve Warren menekankan pada Senin (26/1) bahwa operasi “kontra-terorisme” akan terus berlanjut, termasuk pelatihan pasukan Yaman, meskipun “mereka dibatasi dalam beberapa kasus”.

‘Mitra’

Satu hal terkait Houtsi, jika AS membiarkan pemerintahan Hadi dari serangan pemberontak beraliran Syiah ini, bahkan sempat mengepung istana kepresidenan, itu mudah ditebak.

Menurut pejabat AS lainnya, Washington berharap Syiah Houtsi jadi ‘mitra setia’ AS untuk melawan Al-Qaidah. (Aljazeera/salam)

Baca Juga