KPAI: Penerbit dan Pengarang Buku ‘Saatnya Aku Belajar Pacaran’ Terancam 6 Tahun Penjara

KPAI-Pengarang dan Penerbit Buku Saatnya Aku Belajar Pacaran Terancam 6 Tahun Penjara-1-jpeg.image
Pengarang Buku ‘Saatnya Aku Belajar Pacaran’ Toge Aprilianto

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah melaporkan penerbit dan pengarang buku ‘Saatnya Aku Belajar Pacaran’ ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Menurut KPAI ancaman atas perbuatan dengan tuduhan menghasut pembaca untuk melakukan hubungan seks di luar nikah itu adalah enam tahun penjara.

Wakil Ketua KPAI Maria Advianti mengatakan telah mengundang Toge untuk melakukan pembicaraan dengan KPAI terkait konten buku tersebut. Namun, hingga kini, pengarang buku tersebut masih belum juga menemui KPAI.

“Dia belum bisa datang karena alasan sakit,” kata Wakil Ketua KPAI Maria Advianti saat konferensi pers di Gedung KPAI, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Selasa (10/2), sebagaimana dikutip cnnindonesia.com.

Toge dan penerbit Brilian Internasional dilaporkan KPAI ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri atas tuduhan menghasut pembaca untuk melakukan hubungan seks di luar nikah.

Atas perbuatan tersebut, KPAI menuduh penerbit dan pengarang buku tersebut telah melanggar Pasal 27 ayat 1 dan Pasal 50 ayat 1 Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ancaman enam tahun hukuman penjara.

Maria berpendapat buku tersebut menghasut dan menjerumuskan remaja untuk melakukan seks bebas. “Buku ini pasti dibaca anak-anak karena menarik. Penerbit dan penulis harus bertanggung jawab,” katanya.

Baca Juga

Ia pun mengatakan seluruh isi buku tersebut bermasalah, bukan hanya Bab VI tentang seks di halaman 60. “Saya sudah baca semuanya. Penulis menggunakan pendekatan psikologi dan menggunakan bahasa gaul, tetapi sama sekali tidak memasukkan referensi,” kata Maria.

Sementara itu, setelah banjir kecaman, pengarang buku tersebut meminta maaf melalui akun Facebook. Di laman media sosial tersebut, Toge mengatakan dia dengan sepenuh hati memohon maaf kepada masyarakat Indonesia atas kelalaiannya membuat buku tersebut.

Di laman tersebut, ia juga mengakui isi bukunya telah melanggar nilai-nilai agama. “Untuk itu, lewat media ini saya menyatakan bahwa mulai saat ini tidak akan lagi menjual buku itu, dan saya bersedia mengembalikan uang pembelian buku itu, bila ada teman yang telanjur beli dan ingin mengembalikan buku itu kepada saya,” tulis Toge di laman Facebooknya.

Sumber: cnnindonesia.com

salam-online

Baca Juga