JAKARTA ( SALAM-ONLINE): Rasa sedih yang mendalam diungkapkan oleh Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Ustadz Muhammad Al Khaththath terkait adanya qori’ yang membaca Al-Qur’an dengan langgam Jawa di istana negara belum lama ini.
Al Khaththath menambahkan pembacaan Al-Qur’an dengan langgam Jawa ini merupakan suatu keanehan. Bahkan, menurutnya, kalau ini diteruskan akan membahayakan masyarakat banyak.
“Saya mendengar ini sangat aneh, dari saya lahir sampai sekarang belum pernah ada tilawah langgam Jawa,” tuturnya saat dialog bersama para ulama dan habaib dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Kementerian Agama RI, Kamis (28/5/2015).
Ia mengatakan, semakin banyak orang yang menyalahgunakan bacaan Al-Qur’an dengan menggunakan bahasa sesukanya, bahkan membacakannya di gereja sambil menari. Banyak kelompok yang ingin menjadikan Indonesia ini sebagai negara liberal dengan liberalisasi agama.
“Bisa kita lihat di youtube banyak sekali pelecehan terhadap Islam, mengaji dengan berbagai macam langgam, ini jelas harus dihentikan. Banyak paham liberal dimasukkan ke dalam masyarakat, ini bisa merusak pemahaman,“ tambahnya.
Al Khaththath mengimbau Menteri Agama agar menghentikan pembacaan Al-Qur’an dengan langgam Jawa tersebut. Ada kesan ingin menjadikan Al-Qur’an terbagi-bagi seperti yang dilakukan oleh ahli kitab membagi kitab sucinya.
“Orang-orang Yahudi selalu berusaha memecah umat Islam dari berbagai macam cara, pembacaan Al-Qur’an di antaranya, ini terkesan akan membagi Al-Qur’an seperti yang dilakukan ahli kitab,“ jelasnya.
Terkait penindasan dan pengusiran terhadap Muslim Rohingya yang dilakukan pemerintah Myanmar, Al Khaththath memberi masukan kepada Menteri Agama untuk memberikan sebuah pulau untuk tempat tinggal mereka di Indonesia.
“Kita umat Islam, sesama Muslim tidak boleh diam ketika ada saudara Muslim sedang susah, Muslim Rohingya adalah saudara kita,“ tegasnya. (EZ/salamonline)