Tentara Prancis Lakukan Perkosaan Massal pada Anak-anak Pengungsi Muslim Afrika Tengah
BANGUI (SALAM-ONLINE): Sejumlah tentara Prancis yang bertugas di Republik Afrika Tengah (CAR), dilaporkan telah melakukan pelecehan seksual kepada anak-anak di negara tersebut, lansir Worldbulletin, Kamis (30/4).
Sementara Kelompok Advokasi AIDS Free World mengatakan bahwa tentara Prancis telah memperkosa anak-anak pengungsi Muslim di Republik Afrika Tengah secara massal, dengan cara menukar makanan dengan seks.
Kasus itu terungkap pekan ini ketika surat kabar Inggris, Guardian, melansir sebuah laporan yang mengungkap pasukan Prancis telah melakukan pemerkosaan terhadap anak laki-laki di negara yang tengah dirundung konflik tersebut.
Sumber itu mengatakan, laporan awal menunjukkan 14 tentara terlibat dalam pelecehan terhadap anak-anak, yang berlangsung antara Desember 2013 dan Juni 2014.
Dalam laporan berjudul Pelecehan Seksual pada Anak oleh Angkatan Bersenjata Internasional, AIDS Free World menulis bahwa anak-anak pengungsi Muslim di Afrika Tengah menerima makanan setelah dipaksa untuk melayani nafsu bejat tentara Prancis dan membiarkan diri mereka disodomi.
The Guardian melaporkan bahwa setelah PBB menerima laporan rahasia berjudul Pelecehan Seksual pada Anak oleh Pasukan Internasional, maka otoritas Prancis melakukan melakukan kunjungan ke Bangui, ibu kota CAR, untuk menyelidiki laporan tersebut.
The Guardian juga melaporkan, bahwa anak-anak itu hanya punya dua pilihan: melayani nafsu binatang tentara Prancis demi makanan atau membiarkan diri mereka mati kelaparan.
Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia dan UNICEF mewawancarai anak-anak di CAR antara Mei dan Juni tahun lalu. Beberapa anak menyampaikan cerita terkait dugaan sejumlah tentara yang telah melakukan pelecehan seksual terhadap mereka.
Laporan dibuat berdasarkan kesaksian sejumlah anak di pengungsian Bangui, ibu kota CAR. Seorang bocah berusia delapan tahun menceritakan dia dan teman-temannya disodomi oleh tentara Prancis, agar bisa mendapatkan makanan.
“Perkosaan itu sering terjadi,” ujar Paula Donovan, direktur AIDS Free World.
Pada Maret 2015, Dewan Keamanan PBB menyetujui tambahan 1.000 personel untuk memperkuat pasukan penjaga perdamaian PBB di negara itu. Tentara PBB di negara itu kini mencapai 12 ribu orang.
Pada Desember 2013 hampir 1 juta Muslim mengungsi setelah diburu dan dibunuh oleh milisi salibis. Kini, tentara pasukan perdamaian yang mestinya membantu, malah melakukan perbuatan bejat: memperkosa anak-anak pengungsi Muslim dengan iming-iming makanan.
Sumber: Worlbulletin
salam-online