TOLIKARA (SALAM-ONLINE): Kapolres Tolikara, AKBP Suroso, SH menyampaikan bahwa setelah pembukaan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Seminar Internasional Gereja Injili di Indonesia (GIDI), pada Rabu (15/7) sore, berlangsung peresmian monumen GIDI di wilayah atas Tolikara.
“Dari muspida yang datang, hanya saya sendiri,” kata AKBP Suroso.
Sementara, lanjut AKBP Suroso, Bupati sendiri tidak datang. Gubernur Papua dan Ketua DPR juga tidak datang, cuma Asisten 2 yang mewakili pemerintah yang datang, yaitu Panus Kogoya.
“Kalau dari pihak gereja yang hadir itu ada orang asing, seperti pendeta dari ‘Israel’, Belanda, Palau, serta Papua Nugini,” ungkap AKBP Suroso.
Dikatakan AKBP Suroso, usai pemotongan pita dan keliling monumen itu, ia mengambil langkah untuk memastikan apakah yang dikomunikasikan sebelumnya (soal edaran GIDI yang melarang warga Muslim untuk shalat Idul Fitri, red), itu sudah disampaikan atau belum.
“Itu komunikasi yang saya lakukan, tujuannya supaya bisa meredam agar tidak terjadi gejolak. Dan itu saya tegaskan lagi ke Presiden GIDI,” lanjut AKBP Suroso.
“Saya nggak ambil pusing sama pendeta-pendeta asing itu,” imbuh AKBP Suroso.
AKBP Suroso menyampaikan kepada Presiden GIDI bahwa Jum’at (17/7) warga Muslim akan melaksanakan sholat Id di halaman depan koramil. Dan jawaban Presiden GIDI, saat itu, seolah-olah menyejukkan hati, sebab tidak mempermasalahkan hal itu. (Laporan Achmad Fazeri/JITU)