Polisi Cina Tembak Mati Tiga Muslim Uighur

Cina-Polisi Cina tembak mati tiga Muslim Uighur-jpeg.imageSHENYANG (SALAM-ONLINE): Polisi Cina di timur laut kota Shenyang,  menembak mati tiga Muslim Uighur. Saat hendak ditangkap, Senin (13/7), menurut klaim aparat, sebagaimana dilansir Reuters, mereka sempat menghunus pisau dan menyerang polisi Cina tersebut seraya memekikkan,“Jihad!”

Shenyang adalah ibu kota Provinsi Luaoning, 4.000  km dari Urumqi, ibu kota provinsi Xinjiang yang dihuni banyak warga Muslim Uighur di Cina.

Selama ini penguasa Cina telah melakukan penindasan terhadap Muslim Uighur, khususnya di provinsi Xinjiang. Umumnya otoritas Cina menyebut Muslim Uighur sebagai “teroris”.

Divonis sebagai “teroris”, karena Muslim Uighur melakukan perlawanan saat penindasan terus dilakukan terhadap mereka yang menentang keinginan penguasa. Selama ini otoritas Cina melarang Muslim Uighur untuk melaksanakan ajaran Islam seperti berpuasa di bulan Ramadhan, berjanggut bagi pria, berjilbab untuk wanita, dan shalat ke masjid.

“Ketika polisi mengejar tersangka ‘teroris’, empat ‘teroris’ bersenjatakan pisau menolak penangkapan. Polisi melepaskan tembakan setelah para ‘teroris’ mengabaikan peringatan,” demikian Biro Keamanan Publik Shenyang dalam akun resmi di microblog, seperti dikutip Reuters, Selasa (14/7).

Media lokal Beijing News, mengutip pemerintah provinsi Liaoning, menyebut tiga Muslim Uighur ditembak mati pada Senin (13/7) sore setelah polisi menggerebek sebuah rumah kontrakan di kota itu. Satu orang lagi mengalami luka-luka.

“Ketika polisi memasuki rumah untuk memeriksa, empat ‘teroris’ memakai tutup kepala, memegang pisau, menyerang polisi sambil meneriakkan ‘jihad’,” klaim polisi seperti dikutip Beijing News.

Polisi mengatakan, dari rumah yang digerebek itu ditangkap juga seorang wanita dan tiga anak-anak. Namun anehnya, keterangan pemerintah Cina itu kemudian dihapus dari akun microblog-nya tanpa penjelasan.

Baca Juga

Anehnya lagi, polisi Shenyang mengklaim tak ada warga sipil yang tewas atau terluka dalam insiden itu, namun mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Selain melakukan perlawanan atas penindasan yang mereka terima, Muslim Uighur juga dituduh ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang disebut Turkestan Timur.

Di samping banyak yang terbunuh, ratusan, bahkan ribuan Muslim Uighur telah meninggalkan Cina dalam beberapa tahun terakhir. Mereka melintasi perbatasan Cina secara tidak resmi menuju negara-negara Asia Tenggara dan kemudian ke Turki.

Kelompok-kelompok HAM mengatakan sebagian besar mereka melarikan diri dari kekerasan di Xinjiang dan ketatnya kontrol Cina terhadap praktik ajaran Islam dan budaya mereka.

Dilxat Raxit, juru bicara kelompok pengasingan Kongres Uighur Dunia, mengatakan, belum lama belasan Muslim Uighur mencoba untuk melarikan diri dari Cina, kemudian mereka tertangkap oleh polisi di Shenyang.

“Tuduhan mereka sebagai ‘teroris’ memperlihatkan sikap permusuhan dan diskriminatif Cina,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan via email. (mus/salam-online)

Sumber: Reuters

Baca Juga