KARUBAGA (SALAM-ONLINE): Pelaksanaan shalat Idul Adha 1436 H di Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara berlangsung aman. Umat Islam membludak, sehingga hujan gerimis yang mengiringi, membuat Masjid Khairul Ummah (masjid baru pengganti Masjid Baitul Muttaqin yang baru sehari sebelumnya diresmikan), tak mampu menampung semua jamaah.
Sebagian jamaah harus rela di tengah rintik hujan, berada di luar masjid, sebagaimana dilaporkan Hidayatullah.com, Kamis (24/9).
Seperti dilansir Antara dari Karubaga, Kamis (24/9), shalat yang dipusatkan di Masjid Khairul Ummah yang terletak di samping Koramil Karubaga itu diikuti umat Islam yang ada di ibu kota Tolikara tersebut.
Shalat Idul Adha dipimpin imam Syaikh Shaleh Muhammad Ali Djabir dan khatib Ustadz Fadzlan Garamatan. Mensos Khofifah Indar Parawangsa ada di antara para jamaah. Seusai shalat Idul Adha dilakukan penyerahan hewan qurban dari Mensos kepada Imam Masjid Karubaga Ali Mukhtar.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw kepada Antara, Kamis, mengakui, pelaksanaan shalat Idul Adha berlangsung dengan aman dan terkendali.
Sebelumnya, Paulus Waterpauw mengatakan, Pihaknya mengerahkan 347 polisi untuk menjaga shalat Idul Adha, di Kabupaten Tolikara. Polisi tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Ratusan personel polisi itu, kata dia, berasal dari Brimob Polda Papua, Polres Jayawijaya, Polres Tolikara dan dibantu prajurit TNI AD setempat.
“Kita ingin Idul Adha berjalan dengan baik,” katanya seperti dikutip Antara, Rabu (23/9) saat mendampingi Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, yang datang untuk meresmikan pembangunan kembali Masjid dan puluhan toko yang rusak akibat kerusuhan beberapa bulan lalu saat shalat Idul Fitri.
Menurut Waterpauw, pengamanan itu dilakukan baik secara terbuka maupun tertutup meliputi dua ring. Lapis pertama, lokasi pelaksanaan shalat Idul Adha di Karubaga, Ibu Kota Kabupaten Tolikara, dan sekitar lokasi shalat Idul Adha, sedangkan ring dua adalah kawasan permukiman yang ada di Karubaga.
Namun pembebasan dua tersangka kasus Tolikara sebelum hari “H” Idul Adha dari tahanan Polda menjadi tahanan kota, disebut-sebut dalam rangka supaya perayaan Idul Adha berlangsung aman. Sebab, sebelumnya ada ancaman, jika pelaksanaan Idul Adha ingin aman, maka dua tersangka dari GIdI itu harus dibebaskan.
Presiden GIdI sendiri Pendeta Doorman Wanimbo pada Senin (21/9) meminta agar dua tersangka tersebut dibebaskan sebelum Idul Adha supaya ke depannya Tolikara lebih aman.
Menurut Doorman, dengan dibebaskan atau ditangguhkannya penahanan terhadap kedua tersangka berinisial HK dan JW itu, proses perdamaian di Tolikara bisa berjalan aman.
“Itu (bebas) akan memberikan kenyamanan dan aman bagi semua untuk masa depan,” ujarnya seperti dikutip Antara, Senin (21/9). Dan, permintaan Presiden GIdI itu dikabulkan. Dua tersangka itu dikeluarkan dari tahanan Polda, menjadi tahanan kota, satu hari sebelum hari “H” Idul Adha. Kedua tersangka itu sudah berkumpul dengan keluarga mereka, kata Kapolda Papua. (mus)
Sumber: Antara/Hidayatullah.com