JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pengamat ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah masuk ke dalam jaringan neoliberal, sehingga jauh dari visi awal yang disebut nawacita dan trisakti.
Ia mencontohkan ‘kebijakan’ Jokowi-JK di bidang ekonomi terkait deregulasi ekspor dan impor yang akan dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan, menurutnya, jauh dari nawacita dan Trisakti.
Ichsanuddin Noorsy menerangkan, deregulasi merupakan istilah yang digunakan pada masa Orde Baru. “Semestinya istilahnya bukan deregulasi, tapi merujuk pada trisakti,” ujarnya.
“Tapi karena Jokowi sudah masuk ke dalam jaringan neoliberal (neolib), dia menikmati posisi itu, dan melanjutkan cara-cara Orde Baru,” ungkap Ichsanuddin seusai diskusi di sekretariat Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Salemba Tengah, Jakarta Pusat, Sabtu (19/9).
Ichsanuddin melanjutkan, karena cara Orde Baru yang dipakai, maka kebijakannya juga sama dengan kebijakan Orde Baru. Implikasi kebijakannya adalah masuknya barang impor dapat dirasakan kian membanjiri tanah air.
Ia mencontohkan meskipun Cina tertahan di sektor industri tekstil, tertahan di sektor mainan dan elektronik, produk negara tersebut tetap membanjiri pasar Indonesia, seperti permintaan telepon genggam buatan Cina yang semakin tinggi.
”Implikasi barang impor akan lebih gila, artinya Indonesia akan dibanjiri dengan barang impor. Itu makanya permintaan Xiaomi tetap tinggi. Salah satu indikatornya itu,” pungkasnya.
Sumber: RMOL.co