JAKARTA (SALAM-ONLINE): Insiden saat penyelenggaraan musim haji 2015, memunculkan kembali wacana internasionalisasi haji. Desakan internasionalisasi haji ini sering digaungkan oleh negara republik Syiah, Iran. Iran ingin penyelenggaraan haji tidak dimonopoli oleh pemerintah Arab Saudi.
Namun Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah Alwi Shihab mengatakan adalah hal yang tidak bijaksana menuding Saudi terkait musibah Mina, apalagi mendesak perlunya internasionalisasi haji.
Alwi menegaskan bahwa usaha untuk menginternasionalisasi haji adalah hal yang tak mungkin terjadi, karena, ini adalah kedaulatan Kerajaan Saudi Arabia yang tidak bisa diganggu gugat.
“Dengan kejadian di Mina ada desakan untuk internasionalisasi haji, itu tidak akan bisa terjadi, karena Saudi mengatakan itu adalah kedaulatan Saudi yang tidak bisa diganggu gugat,” ujar Alwi Shihab kepada wartawan saat menghadiri National Day Kerajaan Saudi Arabia (KSA), di Hotel Raffles, Jakarta, Selasa (29/9) malam.
“Saya yakin Saudi terbuka untuk menerima masukan-masukan, apalagi melalui OKI, negara-negara Islam ini bersatu untuk memperbaiki, tapi ikut dalam mengelola saya kira tidak bisa, usul tersebut tidak memungkinkan hal itu,“ tandasnya.
Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini mengatakan bahwa tragedi Mina merupakan akibat tidak disiplinnya jamaah haji dari berbagai Negara.
“Kita ketahui kejadian tersebut di luar dugaan Kerajaan Saudi Arabia, Sebagian kejadian ini disebabkan oleh tidak disiplinnya jamaah haji. Sudah ada bagian (jadwal dan jalur) dalam melakukan lempar jumroh tapi kenapa mesti pergi ke sana (tempat terjadinya insiden, red),“ tegas Alwi Shihab kepada wartawan saat menghadiri National Day Kerajaan Saudi Arabia (KSA), di Hotel Raffles, Jakarta, Selasa (29/9) malam.
Karena itu, tutur Alwi, adalah tidak bijaksana kalau hanya menuding Kerajaan Saudi Arabia yang tidak mampu menjaga jamaah haji ketika berada di Mina.
“Saya kira tidak bijaksana kalau menuding Saudi. Yang perlu kita pahami adalah justru jamaah kita sendiri yang tidak disiplin, tidak mentaati peraturan, dan petugas lapangan tidak mengantisipasi kejadian ini,” lanjutnya.
Bahkan, menurut Alwi, Saudi Arabia akan terbuka seandainya ada ide atau gagasan baru dalam rangka memperbaiki pengelolaan untuk jamaah haji.
“Saudi Arabia saya kira terbuka seandainya ada ide-ide baru dalam rangka perbaikan. Saya kira apa yang dilakukan Saudi untuk pelayanan kepada jamaah haji tidak lepas dari ide negara lain juga. Kita Indonesia sampai sekarang tidak menunjukkan protes karena kita menunggu investigasi. Tidak bijak kalau memprotes sesuatu apa yang kita sendiri belum mengetahui itu” tegasnya.
Sebaliknya Alwi mengajak umat Islam untuk menyikapi kejadian di Mina dengan kepala dingin, tidak dengan kekerasan dan keributan yang nantinya akan menimbulkan masalah baru.
“Saya yakin Saudi akan membuat tambahan jalan untuk lebih mempermudah jamaah sehingga jangan sampai ada benturan dari jamaah haji yang telah melakukan lempar jumroh. Mari kita dengan kepala dingin, jangan ribut-ribut menyikapi kejadian ini. Kita harus membedakan politik dengan ibadah haji, kita tidak bisa ikut protes sebelum hasil investigasi keluar. Setelah hasilnya kita ketahui baru kita bisa memberikan masukan-masukan,“ kata mantan Menlu RI ini. (EZ/salam-online)