IMM: “Bangsa Kita Hari Ini Seperti tanpa Pemerintahan”

Beni Pramula-3-jpeg.image
Beni Pramula

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni Pramula mengatakan, peluang di balik melemahnya nilai rupiah, dengan meningkatkan ekspor, sebatas retorika politik saja. Faktanya, sampai september, nilai ekspor Indonesia tidak meningkat secara signifikan. Malah sempat menurun pada periode november 2014 – Januari 2015 (BI).

“Presiden hendaknya dapat mengambil keputusan dan menetapkan kebijakannya dengan independen tanpa bisikan-bisikan oleh segelintir elit yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan golongannya. Seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan manajerial yang baik, bukan hanya ingin menjaga citra atau nama baiknya,“ ujar Beni Pramula kepada salam-online, Ahad (13/9).

Ia menilai sikap presiden tidak tegas dalam menangani melemahnya rupiah di Indonesia. Menurutnya, presiden selalu mengambinghitamkan ekonomi global. Bukan secepatnya mencari solusi untuk memperbaiki kondisi ekonomi bangsa yang semakin har kian terpuruk.

Beni mengatakan, keputusan politik memang tidak dapat menguntungkan semua orang. Namun adalah lebih baik jika keputusan itu benar-benar tertuju pada apa yang sepatutnya diberikan kepada rakyat.

“Rakyat itu sebenarnya tidak mau tahu bagaimana keputusan dibuat, diambil dan dilaksanakan, melainkan yang mereka ingin tahu adalah bentuk konkret dari implementasi kebijakan pemerintah tersebut, “ terangnya.

Ia menambahkan pada kepemimpinan Jokowi-JK sudah kehilangan menejerial yang berakibat buruk, mengakibatkan saling sandera antarlembaga pemerintahan. Aparatur negara, menurutnya, tidak bekerja dengan sistem. Tim ekonomi Jokowi tidak mampu mengantisipasi pelemahan rupiah terhadap dolar yang mengakibatkan krisis ekonomi, PHK di mana-mana dan harga kebutuhan pokok melonjak tinggi.

Baca Juga

“Rakyat hanya menginginkan agar harga-harga kebutuhan pokok terjangkau, pekerjaan juga tersedia dengan baik, harkat rakyat untuk mandiri juga dimungkinkan,” lanjutnya.

“Bangsa kita hari ini seperti tanpa pemerintahan. Negara seolah tidak tahu menahu kalau rakyat kini kesusahan. Hiruk-pikuk politik saat ini lebih kental dibanding mengentaskan problematika kerakyatan,” sesalnya.

Hal ini, tutur Beni, merupakan akibat dari kepentingan politik para elite yang lebih dominan ketimbang kepentingan rakyat.

Ia melanjutkan bahwa apa yang dimaksud dengan desentralisasi dan otonomi daerah juga lebih memberikan keuntungan politik dan ekonomi kepada para elit ketimbang kepada rakyat secara keseluruhan.

“Kita memang membutuhkan seorang pemimpin bangsa yang jujur, adil, cepat dan tegas dalam mengambil keputusan, bukan sebaliknya. Tanpa adanya manajemen pemerintahan yang baik, berbagai permasalahan akan semakin menumpuk dan menimbulkan kekecewaan yang mendalam pada rakyat,” paparnya.

Presiden Organisasi Pemuda Asia Afrika ini menegaskan pihaknya bersama rakyat akan terus menuntut Jokowi-JK untuk mundur dari kursi kepresidenan, membubarkan kabinet, menurunkan harga bahan pokok, tidak mengizinkan adanya PHK dan mengusir pengusaha yang tidak berpijak pada kepentingan nasional. (EZ/salam-online)

Baca Juga