DEPOK (SALAM-ONLINE): Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi mengatakan, serangan terhadap umat Islam di Kabupaten Tolikara saat shalat Idul Fitri lalu tak hanya berlatar belakang agama.
“Masyarakat perlu diluruskan informasinya mengenai kerusuhan di Tolikara. Pertama, sesungguhnya kasus itu bukan saja bermotif agama, tapi juga banyak hal lain di dalamnya,“ ujar KH Hasyim Muzadi kepada wartawan di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Sabtu (19/9).
Kiai Hasyim menuturkan, motif kerusuhan di Tolikara banyak sekali, termasuk di dalamnya adalah faktor politik dan ekonomi. Politik yang dimaksud, terangnya, politik dalam arti perebutan kekuasaan. Hal ini bisa terjadi, tak hanya di Tolikara.
Ia mengungkap, kerusuhan di Tolikara pada 17 Juli lalu itu ditengarai juga bermuatan kejahatan korupsi yang sudah sekian lama tak kunjung ditangani aparat penegak hukum. Korupsi ini diduga dilakukan oleh Bupati Tolikara yang saat ini menjabat.
“Ditengarai Bupati Tolikara terlibat kasus korupsi dan membuat manuver berupa konflik yang diformat berupa agama. Penegak hukum harus bertindak cepat dan menginvestigasi ulang. Tolikara ini sebetulnya duduk masalahnya bagaimana,“ tuturnya.
Sejauh ini Hasyim mengatakan hukum nasional harus mengambil peran yang tegas untuk memecahkan masalah di Tolikara ini. Ia tak setuju masalah ini hanya dibawa ke ranah hukum adat.
“Hukum adat yang lentur tidak sampai pada keadilan. Ini tarik menarik hukum adat dan nasional,” tandas mantan Ketum PBNU ini. (EZ/salam-online)