JAKARTA (SALAM-ONLINE): Elemen mahasiswa yang tergabung dalam Aksi Tarik Mandat (ATM ) Jokowi, menegaskan gerakan mereka bertujuan untuk meluruskan ‘Kiblat Bangsa’.
ATM Jokowi terdiri dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis), Himpunan Mahasiswa Al Washliyah, Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) dan BEM UBK PM Perisai Mandiri.
Alasan mereka kembali turun ke jalan karena pemerintahan Jokowi sudah tidak bisa dipercaya. Karena itu mereka menyerukan cabut mandat Jokowi dan ‘Luruskan Kiblat Bangsa’.
Namun para elemen mahasiswa itu menyesalkan dan mengecam aksi represif yang dilakukan oleh polisi kepada mahasiswa yang berdemo dalam Aksi tarik Mandat Jokowi tersebut. Aksi represif dan anarkis itu antara lain dilakukan oleh sejumlah oknum polisi saat demo mahasiswa berlangsung di istana negara, Jakarta, Jumat (11/9) lalu. Ketua Umum DPP IMM Beni Pramula termasuk yang menjadi korban pemukulan aparat saat demo yang berujung ricuh.
Ketua Umum DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (NTB) Din Salahudin mengatakan, seluruh keluarga Besar IMM NTB sangat menyayangkan dan mengecam aksi represif penyerangan yang dilakukan polisi kepada mahasiswa.
Menurutnya, sara-cara yang tidak manusiawi sangat mencederai hak asasi manusia dan bisa membunuh demokrasi yang sudah dipelihara selama ini. Rezim Jokowi, katanya, telah menggunakan cara-cara otoriter untuk merespon aksi mahasiswa.
“Kami mahasiswa tidak akan tinggal diam, kami akan menggalang kekuatan rakyat untuk menurunkan Jokowi-JK,“ ujar Din kepada salam-online, Senin (14/9).
Din menuturkan rakyat hanya menginginkan agar harga-harga kebutuhan pokok terjangkau, murah dan mampu dibeli masyarakat, pekerjaan juga tersedia dengan baik dan harkat rakyat untuk mandiri juga dimungkinkan.
Sementara Wakil Sekretaris Umum DPD IMM Maluku yang juga Koordinator Aksi Mahasiswa se Kota Ambon,Luthfi Abdullah, menilai, masyarakat sudah jenuh dengan kepemimpinan Jokowi yang tidak bisa membawa perubahan berarti bagi masyarakat.
“Inilah yang membuat mahasiswa bergerak mengingatkan pemerintah untuk mewujudkan janji politiknya,” tandasnya.
Koordinator Aksi Mahasiswa FKIP Unismuh Makassar Isra Harun juga mengatakan, kontrol lewat demo itu penting. Karena penguasa memang harus diingatkan. “Tapi jangan juga membungkam suara rakyat dengan kekerasan. Itu kejam namanya dan bisa memicu gelombang protes yang lebih besar lagi,” tegasnya.
“Kami akan segera mengkonsolidasikan gerakan yang lebih besar untuk menurunkan Jokowi-JK. sekarang kami sedang berkoordinasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk mempersiapkan itu,” tekannya. (EZ/salam-online)