Muktamar ke-33 NU Dinilai Menyimpang, Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Situbondo Nyatakan Berlepas Diri

KHR Ach Azaim Ibrahimy-1-jpeg.image
Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, Jatim, KHR Ach Azaim Ibrahimy

SITUBONDO (SALAM-ONLINE): Sebuah maklumat datang dari Pengasuh dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, tempat diputuskannya khittah NU 1926. Inti Maklumat itu: tidak dapat ikut mempertanggungjawabkan proses dan hasil Muktamar ke-33 NU di Alun-alun Jombang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan umat nahdliyin.

“Kami melihat adanya penyimpangan tata cara Muktamar ke-33NU di Alun-alun Jombang, 1-6 agustus 2015 yang kemudian menghasilkan keputusan dan langkah-langkah yang menyimpang pula,” begitu alasan yang mendasari terbitnya ‘Maklumat Mufaroqoh’ yang ditandatangani pada 21 September 2015 oleh pengasuh ponpes terbesar di Situbondo itu, KHR Ach. Azaim Ibrahimy, dan diterima redaksi, Senin (21/9).

“Oleh karenanya, kami menyatakan MUFAROQOH (melepaskan diri dari semua tanggung jawab) dan tidak ada kait mengait antara kami dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama hasil Muktamar ke-33 NU,” lanjut maklumat tersebut.Mufaroqoh Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, Jatim-jpeg.image

Baca Juga

Pengasuh dan Keluarga Besar Ponpes itu juga menyerukan kepada para ulama dan warga nahdliyin agar tetap teguh menjalankan ajaran ahlussunnah waljama’ah serta mempertahankannya dari serangan akidah dan ideologi lain.

“Demikian maklumat mufaroqoh ini kami buat dan telah sesuai dengan amanat hadratus Syekh KHR As’ad Syamsul Arifin,” pungkas KHR Azaim Ibrahimy menegaskan. (mus)

Baca Juga