JAKARTA (SALAM-ONLINE): Jangan katakan orang-orang yang syahid karena berjuang di jalan Allah itu ‘mati’. Para pemuda harus mengerti konsep hidup dan konsep mati yang sebenarnya.
“Sesungguhnya orang-orang yang berjihad dan syahid di jalan Allah, ia kekal (hidup) di dalam surga, maka jangan menyebutnya mati,” tegas Ketua Forum Indonesia peduli Syam (FIPS) Ustadz Bachtiar Nasir saat menjadi pembicara dalam Munashoroh Suriah bertema ‘Negeri Syam Digempur, Umat Islam ke Mana’ yang diselenggarakan FIPS dan SAPA Islam di Masjid Al-Furqon DDII, Jakarta, Rabu (14/10) kemarin.
Bercerita tentang kematian, ujar pimpinan AQL Islamic Center ini, sebutan “mati syahid” itu merupakan hal yang salah.
“Jangankan dikatakan, dipersepsikan saja tidak boleh, tidak boleh menyebut mati syahid. Bagi saya orang yang berjuang dijalan Allah kemudian syahid maka sesunggugnya ia hidup,” terangnya seraya mengutip firman Allah tentang orang-orang yang gugur berperang di jalan Allah itu sesungguhnya hidup dengan nikmatnya di alam lain.
Menurut Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia ini, jika ingin menjadi Mujahidin dan Mujahidah sejat, makai harus dapat mengubah terlebih dahulu konsep mengenai kematian.
“Mati tuh cuma dua kriterianya, yang pertama keluarnya ruh dari jasad secara total dan tidak bisa kembali lagi, kedua, mati itu adalah perpindahan ruh dari alam syahadah kepada alam gaib, hanya persoalan perpindahan alam, mengapa mesti takut mati,“ tandasnya.
Dan bagi orang-orang yang syahid itu, nikmatnya luar biasa. Karenanya, mengapa di dalam Al-Qur’an digambarkan orang-orang yang syahid itu minta dihidupkan lagi ke alam nyata, lalu disyahidkan lagi, demikian seterusnya, berulang-ulang, jadi ketagihan, karena saking nikmatnya syahid itu.
“Syahid dapat membuat orang menjadi (mati) ketagihan, karena nikmatnya syahid itu. Sungguh, orang-orang yang berjuang di jalan Allah, Allah akan berikan surga beserta segala isinya,“ tegasnya. (EZ/salam-online)