Sejumlah Aktivis Inggris Gelar Aksi Menentang Kunjungan Presiden Rezim Berdarah Mesir ke London

London-sejumlah aktivis inggris gelar aksi protes menentang kunjungan presiden berdarah mesir (by Michael S. Daventry)-jpeg.image
Sejumlah aktivis inggris gelar aksi protes menentang kunjungan presiden berdarah Mesir Abdel Fattah El-Sisi ke London

LONDON (SALAM-ONLINE): Sejumlah aktivis Inggris yang bergabung dengan kelompok oposisi Mesir yang berbasis di negara itu menentang kunjungan presiden ilegal Abdel Fattah el-Sisi ke London pekan ini.

Para aktivis itu mempertanyakan komitmen Inggris yang mengaku menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Sisi tiba di London pada Rabu (4/11) sore waktu Inggris atau Kamis (5/11) WIB, menyusul undangan dari Perdana Menteri David Cameron sekitar lima bulan yang lalu.

Cameron mengatakan pemerintah Inggris akan bekerjasama dengan Mesir untuk memerangi “terorisme” dan “ekstremisme”. Ia menggambarkan kunjungan Sisi itu sebagai “kesempatan untuk mengadakan dialog terbuka dan jujur”.

Tapi para aktivis di Inggris menegaskan bahwa Sisi adalah pemimpin dari rezim yang telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang tak terhitung jumlahnya, sehingga seharusnya jangan pernah diundang ke Inggris.

“Kami pikir Cameron menghebohkan dengan mengundang Sisi ke Inggris meski track record hak asasi manusianya mengerikan sejak mengambil alih kekuasaan dua tahun lalu,” kata Sarah Ahmed, seorang aktivis yang aktif mengampanyekan ‘Stop Sisi’ di dunia maya, kutip Anadolu, Rabu (4/11).

“Di bawah rezim Sisi ini, Mesir telah berada di tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal penindasan. Ribuan orang meregang nyawa, 40.000 orang telah ditahan karena alasan politik, dan rezim dengan cepatnya membungkam setiap suara yang berbeda dengan mereka, serta memenjarakan anak di bawah umur dan wartawan,” ungkap Sarah.

Baca Juga

Banyak demonstran yang gugur ditembaki di jalan-jalan Kairo, kata Sarah, ketika pasukan keamanan beraksi membubarkan pengunjuk rasa yang memprotes kudeta terhadap Presiden Mohammed Morsi, presiden pertama yang terpilih secara demokratis di Mesir.

Sarah mengingatkan, pembantaian di Rabaa El-Adawiya Square dan Nahda Square, Kairo, Agustus 2013, digambarkan oleh Human Rights Watch sebagai “salah satu pembunuhan terbesar terhadap demonstran di dunia dalam satu hari”.

Bagi Sarah dan aktivis lainnya, mengundang Sisi ke Inggris bertentangan tradisional “nilai-nilai Inggris” seperti kebebasan berbicara dan menghormati hak asasi manusia.

Dalam unjuk rasa di luar Downing Street, kediaman resmi Perdana Menteri Inggris di London, sejumlah aktivis mendesak pemerintah Inggris untuk membatalkan kunjungan tersebut.

Bergabung dalam aksi Protes ini kelompok oposisi Mesir yang berbasis di Inggris, serta berbagai kelompok dari semua garis politik. Namun sepertinya Cameron tetap mengabaikan protes itu, sehingga para aktivis menyebutnya sebagai tuli dan pekak. (mus)

Sumber: Anadolu

Baca Juga