JAKARTA (SALAM-ONLINE): Islam adalah ajaran dan sistem yang sempurna, mencakup semua aspek kehidupan, hatta apalagi kepemimpinan. Dari sederhana masuk kamar mandi sampai, apalagi kepemimpinan.
“Memisahkan Islam dengan kepemimpinan adalah kebodohan, tidak paham ajaran Islam. Islam tidak bisa dipisahkan dengan politik kekuasaan,” kata Ustadz Muhammad Arifin Ilham dalam akun Facebooknya, merespon salah satu penceramah di sebuah stasiun televisi yang meminta Kepemimpinan jangan dikaitkan dengan agama.
Pengasuh Majelis Az Zikra, Sentul, Bogor ini menegaskan, Nabi Ibrahim diutus Allah untuk menghadapi rezim berhala Namrudz, Nabi Musa diutus Allah menghadapi rezim pembantai bayi, Fir’aun, dan Nabi Muhammad diutus Allah untuk menghadapi para kuffar jahiliyah.
Dengan takluknya kepemimpinan kuffar jahiliyah, ujar Ustadz Arifin, maka umat manusia beriman, ‘bertasbih kepada Allah, dan banyak mengingat Allah (QS Thoha 33-34), umat hidup dalam Petunjuk Allah, dalam Kemuliaan Islam, dalam Keberkahan Takwa, bahagia dalam Syariat dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (QS Al A’rof 96).
“Karena itu, Islam sangat memperhatikan kepemimpinan dengan syarat dan kriteria yang sangat jelas, yaitu mengutamakan Keimanan dan Ketakwaan,” tulisnya.
Ustadz Arifin mengutip ayat Qur’an, “Bahwasanya bumi ini dipusakai (diwarisi) hamba-hamba-Ku yang shalih,” (QS Al Anbiya 105). “Karena itu, Haram memilih pemimpin kafir,” tegasnya. (mus)
Sumber: FB KH Muhammad Arifin Ilham