‘Ustadz Artis’ Ini Bilang: Jangan Bicara Agama dalam Soal Kepemimpinan
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Kenal dengan M. Nur Maulana yang menjadi ustadz di sebuah stasiun televisi? Sosok yang kerap menyampaikan ceramah kontroversial ini disemprit Front Pembela Islam (FPI) karena dinilai kembali bicara melenceng dari Islam.
Dalam program ceramah di sebuah stasiun televisi, Senin (9/11) pagi, Maulana menyinggung soal kepemimpinan yang menurutnya jangan dikaitkan dengan agama.
Maulana mengatakan, rumah tangga seseorang bagus, pasti jadi pemimpin juga bagus. “Gak usah jelek-jelekin…sepanjang dia bisa memimpin. Ah, agamanya beda. Gak usah bicara agama, kepemimpinan itu tidak berbicara masalah agama,” ucapnya enteng.
Maulana melanjutkan. Ia menganalogikan kepemimpinan dengan seorang pilot pesawat. “Jadi kau tidak mau naik pesawat kalau pilotnya agama lain? Masak kau mau tanya sama pramugari, pilotnya siapa? Agamanya apa? Jadi kau tidak mau naik pesawat itu? Tidak usah seperti itu,” ujarnya.
“Jadi berbicara seperti ini jangan ada black campaign, itu maksudnya kampanye hitam, terselubung, jelek-jelekan orang, buat sensasi, buat kerusuhan, jangan coba-coba seperti itu,” katanya lagi.
Menganalogikan seorang pilot yang dikaitkan dengan memilih pemimpin seperti digambarkan oleh Maulana tersebut tentu saja terasa aneh. Sebab, tak ada orang yang menyatakan tdak mau naik pesawat karena pilotnya berbeda agama dengannya.
Dalam fanpagenya, FPI mengingatkan Maulana bahwa Al-Qur’an menegaskan tentang haramnya memilih pemimpin kafir.
“Kita ingatkan secara terbuka kepada ustadz artis itu, bahwa memilih pemimpin non-Islam adalah diharamkan oleh Allah SWT,” demikian FPI dalam fanpagenya.
Selanjutnya diingatkan, umat Islam dilarang memilih pemimpin kafir. Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang berbicara soal ini, di antara dalilnya:
“Janganlah orang-orang mu’min menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu),” (QS Ali Imran: 28).
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim,” (QS Al-Maaidah: 51). (mus)