Satukan Kelompok Penentang Asad, Saudi Gelar Pertemuan Oposisi Suriah di Riyadh

Saudi-Arab Saudi undang pimpinan oposisi suriah-jpeg.image
Arab Saudi gelar konferensi sejumlah tokoh oposisi dan faksi-faksi bersenjata penentang rezim Basyar Asad pada 8-9 Desember mendatang di ibu kota Riyadh

SALAM-ONLINE: Sebuah konferensi yang bertujuan menyatukan puluhan tokoh oposisi, baik yang bergerak di bidang politik maupun bersenjata (militer) di Suriah akan digelar pekan depan di ibu kota Riyadh, demikian seorang anggota oposisi mengatakan, Jumat (4/12).

Menurut anggota oposisi Koalisi Nasional Suriah, Samir Nashar, seperti dilansir Worldbulletin, Jumat (4/12), pertemuan itu akan diselenggarakan di Riyadh pada Selasa (8/12) dan Rabu (9/12), dan jika dinilai perlu sampai Kamis (10/12).
Dia mengatakan Koalisi akan diwakili oleh 20 orang dan 10 tokoh oposisi lainnya yang juga diundang.

Arab Saudi adalah negara pendukung terkemuka oposisi yang memerangi rezim Basyar Asad.

Dilaporkan, sebanyak 85 tokoh oposisi Suriah akan menghadiri pertemuan ini, termasuk 15 pimpinan dari faksi bersenjata.

“Kami menerima beberapa puluh undangan untuk pertemuan yang akan diselenggarakan pada tanggal 8 dan 9 Desember,” kata seorang anggota koalisi oposisi Suriah.

Sebuah sumber oposisi mengatakan faksi-faksi bersenjata yang diundang adalah mereka yang “tidak dianggap kelompok teroris”.

Baca Juga

Pada 21 November lalu, utusan perdamaian PBB Staffan de Mistura mengumumkan bahwa Arab Saudi akan menjadi tuan rumah konferensi oposisi Suriah yang digelar pertengahan Desember.

Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya untuk menutup kesenjangan antara kelompok oposisi menjelang perundingan masa depan potensial dengan Damaskus.

Pada Oktober lalu sejumlah negara, termasuk di antaranya pendukung dan penentang rezim Basyar Asad, menyepakati beberapa poin dalam pertemuan Wina 2. Salah satu poin pentingnya adalah membentuk pemerintahan transisi di Suriah dan menggelar pemilu.

Poin lainnya, negara-negara itu sepakat memerangi kelompok yang dianggap “teroris” di Suriah, khususnya “Daulah Islamiyah” atau ISIS.

Perang Suriah sampai saat ini menyebabkan lebih dari 250.000 orang meregang nyawa sejak meletusnya revolusi menentang rezim Asad pada Maret 2011. Beberapa upaya untuk mencapai solusi politik, tak membuahkan hasil. (mus)

Sumber: Worldbulletin

Baca Juga