Habib Rizieq: “Purwakarta Kota Santri, tak Boleh Diganti Jadi Kota Syirik”

Purwakarta-Habib Rizieq Syihab dalam tabligh akbar di Purwakarta-foto saiful-jeg.image
Habib Rizieq Syihab di hadapan belasan ribu warga Purwakarta, Sabtu (19/12) malam saat menyampaikan orasinya (Foto: Saiful Falah)

PURWAKARTA (SALAM-ONLINE): Tabligh Akbar dan Pelantikan DPW Front Pembela Islam (FPI) Purwakarta di di Markas Yayasan As-Shalihin, Samping Pinte Rel Kereta Api Rawa Roko, Tegal Munjul, Purwakarta, dihadiri belasan ribuan orang jamaah umat Islam Purwakarta dan sekitarnya, Sabtu (19/12) malam. Akbar

Front Pembela Islam (FPI) menggelar Tablig Akbar sekaligus Pelantikan DPW FPI Purwakarta di Markas Yayasan As-Shalihin, Tegal Munjul, Purwakarta. Acara yang dihadiri Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab, ulama sepuh Purwakarta Habib Salim dan ulama Jawa Barat KH Husni Tamrin itu diikuti belasan ribu Purwakarta.

Meski sempat ada pemblokiran jalan yang dilakukan oleh massa dari Forum Bersama (Forbes) untuk menghadang Habib Rizieq dan rombongan, sehingga membuat jalan macet, namun akhirnya acara pun berlangsung dengan lancar, dan Imam Besar FPI itu pun dapat menyampaikan orasinya di hadapan belasan ribu warga Purwakarta.

“Sakit sudah 6 hari dirawat, kemarin baru pulang dan hadiri acara di Purwakarta. Saya punya penyakit, karena ada ‘musuh’ jadi sembuh,” ungkap Habib Rizieq dalam orasinya.

Baca Juga

Ia mengatakan, biasanya mengenakan sorban putih untuk berdakwah, tetapi saat ini pakai sorban hijau. “Artinya siap mati syahid membela agama Allah,” tegasnya.

“Kami tidak pernah takut membela agama Allah. Jangan menghalang-halangi dakwah,” ujar Habib Rizieq.

Sejak zaman Prabu Siliwangi sampai Kian Santang, masyarakat Sunda, ungkap Habib Rizieq, sudah memilih Islam sebagai prinsip dan pedoman hidup.

“Sunda identik dengan Islam, Musyrik bukan adat Sunda. Umat Sunda, khususnya di Purwakarta tidak boleh dirusak akidahnya. Dan orang Sunda sejak dahulu cinta kepada ulama, cinta kepada ajengan, tidak akan bisa diadu domba dengan ulama,” tegasnya seraya menambahkan, “Purwakarta adalah Kota Tasbeh, Kota Santri, tidak boleh diganti jadi Kota Syirik.” (saiful/mus)

Baca Juga