Erdogan Akan Mundur Jika Tuduhan Putin Turki Beli Minyak dari ISIS Terbukti Benar

Cumhurbaşkanı Recep Tayyip Erdoğan, resmi temaslarda bulunmak üzere geldiği Katar'ın başkenti Doha'da Katar Emiri Şeyh Tamim Bin Hamad Al Thani ile Emirlik Divanı'nda bir araya geldi. Başbaşa görüşmelerin ardından Cumhurbaşkanı Erdoğan ile Katar Emiri Şeyh Tamim Bin Hamad Al Thani, ortak basın açıklaması yaptı. (Evrim Aydın - Anadolu Ajansı)
Presiden Recep Tayyip Erdogan

QATAR (SALAM-ONLINE): Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (3/12) mengungkap kembali bantahannya terhadap tuduhan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyebut Turki membeli minyak pada ISIS.

Erdogan menegaskan, ia siap mengundurkan diri jika tuduhan dari Putin itu terbukti benar.

“Jika tuduhan itu benar, saya akan meninggalkan jabatanku. Jika tidak terbukti, maka Putin yang harus mundur,” tegas Erdogan seperti dilansir Middleeastmonitor (MEMO), Rabu (2/12).

Berbicara di Universitas Qatar, Erdogan mempertanyakan motif di balik operasi Rusia di Suriah. Ia telah mencatat lebih 340.000 jiwa korban berjatuhan akibat serangan yang dilakukan rezim Basyar Asad dukungan Rusia kepada warga sipil Suriah dalam lima tahun terakhir.

Dia menegaskan sekali lagi bahwa Turki tidak memiliki niat untuk meningkatkan situasi yang tidak kondusif atau bertindak berdasarkan emosi.

“Kami akan melakukan apa pun untuk menjaga kedaulatan negara, dan kami siap diberhentikan jika tuduhan Rusia bahwa Turki membeli minyak dari ISIS adalah benar,” tambahnya.

Baca Juga

Erdogan menyatakan kepada wartawan bahwa pembelian gas dan minyak negaranya dari sumber-sumber legal dan jelas. Ia juga mengatakan, martabat negaranya dipertaruhkan jika berjual-beli dengan organisasi-organisasi “teroris”.

Sebelumnya, Erdogan menyatakan bahwa Turki membeli gas dan minyak dari sumber-sumber resmi yang dikenal, termasuk Rusia, Iran, Azerbaijan dan Irak Utara, serta LNG dari Aljazair dan Qatar.

Seperti diketahui, hubungan kedua negara memanas paska angkatan udara Turki menembak jatuh jet tempur Rusia Su-24 di pinggiran Latakia, perbatasan Suriah-Turki pada 24 November lalu. AU Turki mengungkap telah memberi peringatan jet tersebut untuk menjauh dari wilayah udara Turki. Namun, jet Rusia Su-24 itu tak menghiraukan sehingga Turki mengirim F-16-nya untuk melumpuhkan pesawat tempur Rusia tersebut.

Erdogan mengungkap bahwa ini bukan pertama kalinya pesawat tempur Rusia melanggar wilayah udara Turki. Pada Oktober lalu, pesawat-pesawat tempur Rusia itu juga melanggar wilayah udara Turki. Para pejabat Rusia telah meminta maaf dan berjanji bahwa insiden tersebut tidak terulang kembali di masa depan. Namun faktanya, hal itu terjadi lagi. (EZ/salam-online)

Sumber: MEMO

Baca Juga