Hindari Istilah ‘Negara Sekuler’, Oposisi Suriah Minta Cantumkan Identitas Islam dalam Kesepakatan Riyadh

untitled_0
Sejumlah anggota delegasi faksi jihad dalam pertemuan oposisi Suriah di Riyadh seperti Ahrar Syam, Jaish Al Islam, dan lainnya

RIYADH (SALAM-ONLINE): Menurut anggota Biro Politik Jaish Al Islam, Dr. “Muhammad Bayrakdar, yang menjadi utusan dari Jaysh al Silam dalam konferensi oposisi Suriah di Riyadh, bahwa pernyataan akhir dari kenfernsi Riyadh belum dikeluarkan karena akan dilakukan peninjauan ulang.

Utusan Jaish Al Islam dalam Konferensi Oposisi Suriah di Riyadh, Saudi Arabiya, 8-10 Desember lalu, Dr Muhammad Bayrakdar mengungkap bahwa pernyataan akhir dari Konferensi tersebut belum dikeluarkan karena akan dilakukan peninjauan ulang

Bayrakdar menekankan, mayoritas oposisi Suriah masih menuntut bahwa pernyataan harus mencantumkan identitas Islam. Mereka ingin menghindari istilah “negara sekuler” dalam kesepakatan, sesuai dengan yang disebutkan dalam Konferensi Wina.

Baca Juga

“Kami menuntut jaminan sebelum melanjutkan pembentukan badan transisi, di antaranya menghentikan pengeboman terhadap warga sipil, tidak lagi melakukan pengepungan di daerah yang diblokade, dan melepaskan para tahanan,” ujar anggota Biro Politik Jaish Al Islam, salah satu faksi jihad di Suriah itu seperti dilansir Eldorarshamia, Jum’at (11/12)

Perwakilan oposisi Suriah dan faksi-faksi utama militer revolusioner mengakhiri pertemuan, Kamis (10/12) di ibu kota Saudi, Riyadh. Pertemuan itu bertujuan mengumpulkan oposisi dalam satu kesepakatan untuk membuat peta jalan damai sebelum memasuki negosiasi dengan rezim Asad. (EZ/salam-online)

Sumber: Eldorarshamia

Baca Juga