BOGOR (SALAM-ONLINE): Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan keberagaman adalah modal dasar Indonesia dalam berbangsa dan bernegara, sehingga perlu dijaga keutuhannya.
“Karena kalau itu rusak, maka hancurlah bangsa ini,” katanya saat diskusi ‘Gotong Royong Menghadapi Radikalisme dan Memperjuangkan Kepentingan Nasional di Media Sosial’ pada Senin (21/12) di Gedung Pusat Pengembangan Islam Bogor (PPIB) Kota Bogor.
Dahnil menyinggung mengenai maraknya aliran “radikalisme” yang kini menyeruak ke berbagai lini, salah satunya ke media sosial. Untuk itu, para pengguna media sosial diharapkan bijak dalam menggunakannya agar tidak terjebak dalam kesesatan.
Aliran “radikal”, ujarnya, kini merekrut kader-kadernya lewat medsos seperti Facebook, Twitter dan lain-lain. Mereka berkomunikasi secara personal kepada seseorang agar mau bergabung dengan alirannya.
“Bahkan ISIS dalam merekrut anggotanya menggunakan media sosial. Website-website mereka lebih aktif, mereka lebih personal,” ungkap Dahnil.
Bahkan, Dahnil menilai, website-website ormas Islam kalah aktifnya dengan website aliran “radikalisme”. Menurut Dahnil, tokoh-tokoh agama seharusnya sekarang mulai melek teknologi untuk mencegah aliran “radikal”.
“Bahkan website-website ISIS dan sebagainya lebih aktif ketimbang website Muhammadiyah dan NU,” terangnya. (EZ/salam-online)