Soal Tuduhan Memelesetkan ‘Sampurasun’ Jadi ‘Campur Racun’, Ini Klarifikasi Habib Rizieq
PURWAKARTA (SALAM-ONLINE): Di hadapan belasan ribu warga Purwakarta dalam acara Tabligh Akbar Sabtu (19/12) malam, Habib Rizieq Syihab menyampaikan orasinya sekaligus klarifikasi terkait dengan tuduhan bahwa Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu telah memelesetkan ucapan ‘Sampurasun’ menjadi ‘Campur Racun’. Ini klarifikasinya:
Ceramah saya di Purwakarta sebelumnya selama dua jam, kemudian dipotong jadi 40 detik, dimasukkan ke Youtube, lalu tersebarlah opini Habib Rizieq menghina adat Sunda.
Puluhan ribu orang Sunda mendengar ceramah saya ketika itu. Ratusan ulama Sunda juga ikut hadir mendengar ceramah saya. Saya hanya katakan bahwa ‘Assalamu’alaikum’ tidak boleh diganti dengan selamat pagi, selamat siang atau malam. Begitu juga tidak boleh diganti dengan ‘Sampurasun’.
‘Sampurasun’ maknanya baik. ‘Sampura’ dari kata ‘Hampura’, artinya ‘Mohon Maaf’. ‘Sun’ artinya ‘Saya’. ‘Sampurasun artinya ‘Saya Mohon Maaf’, itu bagus. Tetapi jangan dipakai untuk mengganti ‘Assalamu’alaikum’, itu yang kita tolak.
Kalau ‘Assalamu’alaikum’ diganti jadi ‘Sampurasun’, Kota Tasbeh diganti jadi Kota patung, Kota Santri jadi Kota Berhala, Kota Islam jadi Kota Hindu, saya bilang berarti dia bukan sedang memasyarakatkan ‘Sampurasun’, dia ingin meracuni akidah umat Islam Purwakarta.
‘Sampurasun milik kita, ‘campur racun’ milik Dedi (Bupati Purwakarta, red). Jadi jangan dibalik.
Setelah mengklarifikasi tuduhan terkait dengan ‘Samparasun’ dan ‘Campur Racun’, Habib Rizieq bertanya kepada jamaah, “Kalau saya ngomong seperti itu, saya menghina adat sunda tidak?” yang dijawab serempak oleh jamaah, “Tidaaak…!!!”
Justru, kata Habib Rizieq, yang sudah menghina adat sunda, adalah yang ingin mengganti budaya Sunda dengan budaya Hindu. (saiful/mus)