Untuk Kurangi Imigran Ilegal, Turki Berencana Berikan Izin Kerja bagi Pengungsi Suriah

Turki-Menteri Urusan Uni Eropa Turki Volkan Bozkir-jpeg.image
Menteri Urusan Uni Eropa Turki Volkan Bozkir

ANKARA (SALAM-ONLINE): Menteri Turki untuk Urusan Eropa Volkan Bozkir mengatakan bahwa pemerintahnya berencana menawarkan izin kerja bagi para pengungsi Suriah dalam rangka mengurangi keinginan pengungsi untuk bermigrasi.

Bozkir mengungkapkan hal itu setelah bertemu Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans.

“Kami berusaha untuk mengurangi tekanan pengungsi melakukan migrasi ilegal dengan memberikan pengungsi Suriah izin kerja di Turki,” kata Volkan Bozkir kepada wartawan di Ankara, seperti dilansir Reuters, Senin (11/1).

Sementara Wakil Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus mengatakan ‘draft’ peraturan untuk memberikan izin kerja bagi para pengungsi telah diadopsi oleh dewan menteri dan akan diterbitkan dalam beberapa hari mendatang.

Turki adalah tuan rumah pengungsi Suriah terbesar di dunia di tengah bencana pengungsi global terbesar yang pernah tercatat.

Lebih dari 2,2 juta warga Suriah telah mengungsi di Turki. Sebanyak 200.000 pengungsi Irak juga bernaung di negara itu. Sedangkan pendatang dari Iran, Afghanistan dan Afrika, semua menggunakan Turki sebagai tempat transit sebelum ke Eropa.

Baca Juga

Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans mengatakan pendidikan untuk anak-anak harus menjadi prioritas dalam menyalurkan dana.

“Uang itu belum disalurkan, tapi saya sudah minta menteri Turki pagi ini untuk mengidentifikasi proyek-proyek yang dapat kami biayai segera sehingga anak-anak Suriah bisa pergi ke sekolah,” katanya kepada wartawan setelah konferensi pers bersama Volkan Bozkir.

Pemerintah Turki telah membuat rencana untuk mempermudah pengungsi Suriah mencari nafkah. Sekitar 6.000 warga Suriah telah diberikan izin kerja, menurut Organisasi Buruh Internasional PBB.

Saat ini, pengungsi di bawah perlindungan sementara dapat bekerja dalam komunitas pengungsi di Turki, misalnya sebagai dokter atau guru di kamp-kamp. (EZ/salam-online)

Sumber: Reuters

Baca Juga