MUI: “Gafatar Adalah Metamorfosis dari Paham Pimpinan Mosadeq yang Mengaku Nabi Baru”

Jpeg
Prof Din Syamsuddin (kedua dari kanan) saat Konferensi Pers ‘Meluruskan Kiblat Bangsa’ Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Rabu (20/1) (Foto: EZ/salam-online)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Mencuatnya nama Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) akhir-akhir ini jadi perbincangan serius di kalangan para ulama.

Tak ketinggalan, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang siapa sebenarnya Gafatar.

“Sebagai pandangan sementara saya mengamati dari informasi yang ada bahwa kelompok ini adalah metamorfosis dari paham yang sudah ada sebelumnya, Al qiyadah al Islamiyah, yang dipimpin oleh Ahmad Mosadeq yang pernah mengaku sebagai nabi baru,” ungkap Prof Dr Din Syamsuddin kepada salam-online usai konferensi pers ‘Meluruskan Kiblat Bangsa’ di Kantor MUI Pusat, Rabu (20/1).

Mantan Ketua Umum MUI Pusat ini menyatakan bahwa Gafatar adalah aliran sesat dan menyesatkan bagi umat Islam.

Baca Juga

“Seperti kita pahami bahwa Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu adalah Nabi terakhir, muncul sosok Ahmad Mosadek mengaku sebagai nabi terakhir, jelas bahwa ini adalah aliran sesat,” tegasnya.

Penyimpangan itu, ujar Din, sangat berbahaya jika terus menyebar di kalangan masyarakat Indonesia.

“Hal itu termasuk ke dalam penyimpangan dan berbahaya. Maka perlu dilakukan langkah- pencegahan bagi bangsa Indonesia dan ini menjadi otokritik bagi dakwah untuk meningkatkan efektivitas dakwahnya. Kenapa kelompok tertentu yang menyesatkan  bisa menarik perhatian, dakwah kita kurang,” tutup Din. (EZ-salam-online)

Baca Juga