Tandatangani 17 Nota Kesepahaman, Rouhani Sebut Kunjungan Presiden Cina ke Iran ‘Bersejarah’

Iran-Presiden Hasan Rouhani terima kunjungan Presiden Cina-jpeg.imageTEHERAN (SALAM-ONLINE): Presiden Hassan Rouhani mengatakan kunjungan mitranya dari Cina ke Iran sebagai “bersejarah” dan “awal dari sebuah era baru antara kedua negara”.

Rouhani menerima kunjungan Presiden Xi Jinping pada Sabtu (23/1) sebagai bagian dari perjalanan pemimpin Cina itu ke kawasan Timur Tengah, lansir kantor berita Anadolu, Ahad (24/1).

Setelah pertemuan tertutup antara delegasi dari kedua belah pihak, kedua pemimpin negara menandatangani 17 nota kesepahaman di beberapa bidang, termasuk energi nuklir, keamanan dan perlindungan lingkungan.

Keduanya juga menegaskan rencana untuk meluncurkan “Jalan Sutera” di Asia yang bertujuan untuk mengaktifkan lalu lintas ekonomi.

Pada konferensi pers bersama yang diadakan setelah upacara penandatanganan, Rouhani mencatat bahwa Iran dan Cina telah menikmati “dua ribu tahun hubungan bilateral yang solid”.

Dia menegaskan “titik pandang yang dekat antara kedua negara pada isu-isu internasional dan saling memiliki kepentingan yang sama” antara keduanya di Asia.

Baca Juga

Rouhani menekankan pentingnya kunjungan Xi, yang datang tak lama setelah pencabutan sanksi ekonomi yang dikenakan pada Iran oleh AS dan Uni Eropa.

Rouhani juga mengatakan, saat ini negaranya sedang mempertimbangkan hubungan strategis untuk periode 25 tahun berikutnya, termasuk kemungkinan peningkatan pertukaran perdagangan Iran-Cina senilai US$ 600.000.000.000.

Selain itu, Teheran mempertimbangkan cara-cara untuk mempromosikan stabilitas regional dan memerangi “terorisme”.

Sementara Xi mencatat bahwa Cina saat ini merupakan mitra dagang terbesar Iran. Ia menekankan bahwa kunjungannya ke Iran itu dimaksudkan untuk lebih meningkatkan hubungan kedua negara. Bagi Cina, Iran adalah produsen minyak terbesar kelima di dunia, mengekspor lebih dari 540.000 barel minyak per hari ke negaranya.

Menurut data resmi Cina, volume perdagangan antara kedua negara mencapai US $ 52 miliar pada 2014, meningkat 70 persen dari tahun sebelumnya. (mus)

Baca Juga