Survei An-Nashr Institute: ‘85% Warga Jakarta Tolak Gubernur Non-Muslim’
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Lembaga Kajian Strategis An-Nashr Institute pada November 2015 lalu telah melakukan jejak pendapat (polling) di seluruh wilayah DKI Jakarta untuk bakal calon Gubernur Muslim.
“Kegiatan polling ini merupakan salah satu program Konvensi Gubernur Muslim yang digagas oleh Majelis Tinggi Jakarta Bersyariah yang mengupayakan hanya satu pasangan Cagub dan Cawagub Muslim yang pro syariah dan memenangkannya. Hasil polling sangat bermanfaat dalam pengembangan strategi dan upaya yang akan diimplementasikan,” ujar Expert Advisor An-Nashr Institute Dr. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, saat acara Konvensi Gubernur Muslim Jakarta, di Aula Buya Hamka Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Kamis (25/2).
Abdul Chair menjelaskan, berdasarkan jumlah responden sebanyak 1000 (seribu) orang, dengan variabel jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilan perbulan, terdapat tiga (3) aspek yang disurvei.
“Pertama, sikap politik responden pada Pilkada Cagub dan Cawagub DKI Jakarta tahun 2017 yang akan dating. Kedua, penilaian responden terhadap Cagub dan Cawagub dari unsur Independen. Ketiga, penilaian responden terhadap Cagub dan/atau Cawagub non-Muslim,” ungkapnya.
Hasil survei, kata Abdul Chair, menyebutkan penilaian responden terhadap Cagub dan/atau Cawagub Non-Muslim yang diukur berdasarkan tingkat ketersetujuan dan ketidaksetujuannya.
Rinciannya, terang Chair, responden yang ‘sangat setuju’ terhadap Cagub non-Muslim adalah 0 (nol) persen. Yang ‘Setuju’ 3 orang (0,6%), ‘Tidak Setuju’ 142 responden (14%), ‘Sangat Tidak Setuju’ 855 responden (85%), dan sebanyak 99,9% responden menyatakan ketidaksetujuannya.
Penskoran Skala Likert, ujar Chair, menunjukkan Skor 96,3 %, yang tergolong ke dalam kategori sangat kuat. Dari 1000 (seribu) responden yang disurvei, hanya ada 3 (tiga) orang yang setuju dengan presentasi 0,6 %.
“Artinya, tingkat ketidaksetujuan (terhadap Cagub non-Muslim) demikian sangat tinggi,” tandasnya.
Ia menegaskan, hadirnya Cagub dan Cawagub yang memiliki pandangan visioner, komitmen memperjuangkan hak-hak masyarakat, dan mendapatkan dukungan luas dari para alim ulama, habaib, cendekiawan serta tokoh masyarakat, akan dapat meminimalkan angka golput.
“Cagub dan/atau Cawagub non-Muslim tidak dikehendaki oleh mayoritas penduduk Jakarta. Untuk itu perlu ada pasangan Cagub dan Cawagub Muslim yang mendapatkan dukungan luas dari umat Islam,” tutupnya. (EZ/salam-online)