JAKARTA (SALAM-ONLINE): Jika di Hari Pers Nasional, 9 Februari 2016, Ketua Dewan Pers Prof Dr Bagir Manan mengatakan kepentingan ekonomi pemilik media menggusur independensi pers, Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni Pramula lebih spesifik lagi mengritik pemberitaan media belakangan ini yang menurutnya tidak berpihak pada aksi-aksi mahasiswa yang membela kepentingan rakyat.
Ia mencontohkan aksi massa mahasiswa menolak kedatangan Jokowi di Nusa Tenggara Barat (NTB) saat Peringatan Hari Pers Nasional (HPN), Selasa (9/2), yang tak diberitakan media mainstream.
“Padahal (aksi menolak kedatangan Jokowi) dalam rangka menghadiri acara puncak pers nasional, namun nyaris tak diliput oleh media,” ujar Beni kepada redaksi, Selasa (9/2).
Ini membuktikan, kata Beni, kebanyakan media dan insan pers tidak berpihak kepada suara rakyat. “Mereka tunduk pada penguasa dan siapa yang bayar. Revolusi sosmed segera dimulai, cepat atau lambat Bom waktu segera meledak,” tegasnya mengingatkan.
Presiden Organisasi Pemuda Asia Afrika ini juga menggugat, kenapa media mengabaikan berita jutaan rakyat yang saat ini tengah menghadapi kehidupan yang semakin dililit sulit.
“Lebih nikmat kopi Mirna dibesar-besarkan daripada memberitakan jutaan rakyat dalam kesengsaraan. PHK di mana-mana, ribuan anak terlantar tak sanggup sekolah. Lebih seru meliput bom di Sarinah daripada mengekspos kebijakan pemerintah yang tak pro terhadap rakyat dan para koruptor yang membuat subur kemeskinan,” gugatnya. (mus)