SOHR: ‘Serangan Pejuang Oposisi di Dekat Damaskus Tewaskan 76 Anggota Pasukan Rezim Asad’

A fighter from Jaish al-Islam (Islam Army), the foremost rebel group in Damascus province who fiercely oppose to both the regime and the Islamic State group, fires in Harasta Qantara, near Marj al-Sultan on the eastern outskirts of Damascus, on January 23, 2016, during clashes with government forces after they infiltrated into the government-held area. / AFP / AMER ALMOHIBANY

SALAM-ONLINE: Operasi penyergapan oleh pejuang oposisi Suriah terhadap pasukan pro-rezim di dekat Damaskus pekan lalu telah menewaskan 76 milisi teroris Basyar Asad, kelompok pengamat menyatakan pada Sabtu (13/2). Ini adalah salah satu serangan paling mematikan dalam perang yang telah berlangsung 5 tahun itu.

Kelompok oposisi Jaisyul Islam (Tentara Islam) seperti dilansir Al Arabiya, Sabtu (13/2), memulai serangan dengan tembakan pada Ahad ke arah sekitar 240 pasukan rezim yang bersiap menyerbu kubu oposisi di Timur Ghouta, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan.

SOHR mengatakan pada saat serangan, yang digambarkan sebagai “penyergapan terbesar terhadap pasukan rezim dalam perang”, dilaporkan 35 milisi rezim tewas.

Direktur SOHR Rami Abdel Rahman, Sabtu (13/2) mendokumentasikan 45 pejuang pro-rezim tewas akibat tembakan. Sementara 31 lainnya tewas ketika ranjau darat diledakkan saat bentrokan.

Setidaknya 100 milisi rezim masih belum ditemukan, Abdel Rahman menambahkan.

Baca Juga

Keluarga milisi rezim yang tewas atau hilang—banyak di antaranya berasal dari provinsi pesisir Latakia—menuntut dikembalikannya mayat keluarga mereka, ujar Rami kepada AFP.

Jaisyul Islam adalah faksi oposisi terkuat di Timur Ghouta, pinggiran Damaskus yang selalu menjadi target serangan dan bombardir dari pasukan rezim.

Rezim selalu gagal untuk merebut kembali wilayah di kawasan tersebut meskipun mendapat dukungan serangan udara dari sekutunya, Rusia.

Data PBB yang dirilis November 2015 lalu menyebut lebih dari 400.000 orang tewas dan jutaan lainnya terpaksa mengungsi sejak meletusnya perang Suriah pada Maret 2011 lalu.

Sumber: Al Arabiya

Baca Juga