JAKARTA (SALAM-ONLINE): Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menegaskan TNI dilatih untuk ditugaskan dalam sistem pertahanan dan menjaga negara dari serangan pihak luar, meski tidak ada perang.
“Saya marah betul ketika (TNI) ikut penertiban prostitusi Kalijodo di Jakarta Barat dan Utara. Masak pasukan Katak masuk gorong-gorong, padahal prajurit TNI harus dilatih sistem pertahanan meski tak ada perang,” ujar TB Hasanuddin kepada salam-online usai diskusi publik yang digelar oleh Institut Soekarno Hatta dengan tema ‘TNI Antara Idealisme dan Realitas di Era Reformasi’ di Jakarta, Jum’at (4/3).
Cukup disayangkan, kata TB, saat ini TNI diminta bantuan oleh pemerintah daerah di luar tugasnya, seperti menggiring-giring Pekerja Seks Komersial (PSK), mencangkul, bahkan disuruh menceburkan diri ke gorong-gorong.
“Ini bukan soal suka atau tidak suka dengan Gubernur DKI, kita lihat sendiri sekarang ini TNI malah disuruh masuk got, menggiring lonte-lonte dan suruh mencangkul. Kerja TNI itu harus sesuai dengan Undang-Undang,” tutur politisi PDIP itu.
Sementara itu, menurut dia, kesejahteraan prajurit TNI juga kurang diperhatikan oleh pemerintah. Apalagi, soal perumahan prajurit TNI.
“Pertama Lauk pauk naik Rp 45 ribu per hari, menurut standar itu tak mencukupi, cuma bisa beli nasi uduk saja. Jangan bawa TNI ke ranah politik, beri dia alutsista yang bagus, berikan kesejahteraan prajurit,” ungkapnya.
Dalam hal ini, TB mengatakan, dia sudah menjelaskan kepada Presiden dan Panglima TNI saat itu.
“Saya sudah bertemu Presiden, bertemu Panglima Muldoko untuk menjelaskan hal itu, tapi ya begitu, tidak ada perubahan,” ujarnya. (EZ/salam-online)