Menlu Cavusoglu Tegaskan Krisis Pengungsi bukan Hanya Masalah Turki dan Yunani

Refugees and migrants queue for food in a makeshift camp at the Greek-Macedonian borders near the Greek village of Idomeni, on March 4, 2016. The humanitarian crisis was most acute at the Idomeni crossing where around 12,000 people were stranded after Austria and the Balkan states imposed a cap on entries, triggering a rapid build-up in Greece. / AFP / LOUISA GOULIAMAKI
Pengungsi dan migran mengantre makanan di kamp darurat di perbatasan Yunani-Macedonia pada 4 Maret 2016. (Foto: Louisa Gouliamaki/AFP)

ATHENA (SALAM-ONLINE): Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan krisis pengungsi bukan hanya masalah Turki dan Yunani. Cavusoglu menegaskan hal ini saat kunjungan resminya ke Athena, Yunani, Jumat (4/3).

Dalam sebuah konferensi pers bersama Menlu Yunani Nikos Kotzias, Cavusoglu mengatakan dampak krisis bagi para pengungsi di Turki dan Yunani sangat besar.

“Situasi di Suriah dan Irak memiliki konsekuensi kemanusiaan yang sangat besar untuk Yunani dan Turki,” ujarnya seperti dilansir Daily Sabah, Jumat (4/3).

Kotzias menimpali, “Kami berdua sepakat bahwa masalah pengungsi adalah salah satu isu global yang menyangkut seluruh Eropa.”

Kedua menteri bertukar pandangan tentang krisis pengungsi dalam pertemuan mereka menjelang KTT Uni Eropa luar biasa yang akan digelar di Brussels pada Senin (7/3).

Baca Juga

Kedua belah pihak juga meninjau hubungan bilateral menjelang pertemuan Tingkat Tinggi Yunani-Turki bersama Dewan Kerja Sama di Izmir, dimana perdana menteri dari kedua negara akan bertemu.

“Yunani adalah tetangga Turki. Turki ingin bekerja sama dengan Yunani. Kita harus mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk memperdalam hubungan kerja sama,” terangnya.

Sementara Kotzias mengatakan menghargai diskusi terbuka ​​dengan rekannya dari Turki.

“Kami sedang bekerja pada pengembangan hubungan Yunani-Turki atas dasar hubungan bertetangga yang baik dan menghormati hukum internasional. Kami juga membahas kerja sama antara kedua negara sebagaimana rencana NATO dalam rangka mengatasi masalah pengungsi,” tandasnya. (EZ/salam-online)

Sumber: Daily Sabah

Baca Juga