Merasa Terganggu, Istri Siyono Serahkan Uang dari Polri kepada Muhammadiyah

Prof Busyro Muqoddas saat menrima dua gepok uang dari istri Siyono, Suratmi (Foto-Sukma Indah P-detik.com)
Prof Busyro Muqoddas saat menrima dua gepok uang dari istri Siyono, Suratmi (Foto: Sukma Indah P/detik.com)

YOGYAKARTA (SALAM-ONLINE): Sejumlah pengurus PP Muhammadiyah menerima kedatangan Suratmi, yang suaminya, Siyono, meninggal saat diperiksa Densus 88. Suratmi mendatangi kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta untuk meminta bantuan dan perlindungan hukum atas kasus kematian suminya itu.

Menariknya, Suratmi juga membawa dua gepok uang duka yang diterimanya di Jakarta saat mengurus jenazah suaminya. Suratmi mengatakan dua gepok uang itu diterimanya dari seorang perempuan yang diduga anggota Polwan. Wanita tersebut meminta Suratmi agar ikhlas dan tidak menggugat secara hukum atas kematian suaminya.

“Ya ini nominalnya banyak sekali. Saya nggak berani buka, saya serahkan Bapak, saya titipkan biar diamankan. Saya ragu-ragu, Pak,” kata Suratmi kepada Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Prof Dr Busyro Muqoddas, Selasa (29/3), seperti dikutip detik.com.

Selain Busyro, hadir pula Komisioner Komnas HAM Siane Indriani. Di hadapan sejumlah pengurus PP Muhammadiyah dan wartawan, Suratmi menyerahkan dua gepok uang yang terbungkus kertas Koran dan dililit lakban warna cokelat.

Suratmi mengungkapkan, ia datang ke Jakarta untuk menjenguk suaminya yang ditangkap Densus 88. Namun, Suratmi mendapati suaminya sudah meninggal dunia.

Uang tersebut, kata Suratmi, menirukan perempuan yang memberikannya, untuk biaya pemakaman dan untuk kelima anaknya.

Busyro menerima titipan uang tersebut dan akan menyimpan apa adanya sebagai barang bukti jika nanti diperlukan dalam proses hukum ke depannya.

Baca Juga

“(Uang ini) Dititipkan sebagai bukti bu Suratmi menolak dan terganggu dengan adanya uang ini. Kami terima sementara, akan kami simpan dengan baik sebagai barang bukti,” kata Busyro.

Tak hanya itu, Suratmi juga bercerita saat dirinya menolak menandatangani sebuah berkas yang disodorkan Densus 88 usai kematian suaminya. Beberapa poin dalam berkas tersebut adalah Suratmi tidak akan menempuh jalur hukum dan mengikhlaskan kematian Siyono.

“Saya tidak mau menandatanganinya,” tegas Suratmi.

Apa reaksi Polri? “Ya enggak apa-apa,” kata Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti seperti dikutip detik.com, Selasa (29/3).

“Ya namanya kemanusiaan ya sah-sah saja,” lanjutnya saat ditanya apa maksud Polri memberikan uang tersebut.

Badrodin menegaskan, uang tersebut bukan uang sogok untuk membungkam keluarga. “Bukan (sogok), uang bina, sogok mana maulah orang. Begini ya namanya kemanusiaan, kalau enggak mau terima ya enggak apa-apa,” ujarnya. (s)

Sumber: detik.com

Baca Juga