Presiden Pemuda Asia Afrika Beni Pramula: “KTT OKI Jangan Hanya Pertemuan Seremonial”

Beni Pramula-1-jpeg.image
Beni Pramula

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Di tengah pembunuhan warga Palestina dan penggusuran rumah mereka oleh penjajah Zionis terus berlangsung, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sejak Ahad (6/3) kemarin sampai Senin (7/3) ini menggelar Pertemuan Luar Biasa di Jakarta. Sidang KTT Luar Biasa Organisasi Konferensi Islam (OKI) Ke-5 yang dihadiri oleh 57 negara itu membahas persoalan Palestina.

Presiden Pemuda Asia Afrika Beni Pramula mengharapkan pertemuan OKI kali ini melahirkan kebijakan dan langkah-langkah konkret untuk kemerdekaan Palestina. Atas nama kemanusiaan, penderitaan dan nestapa di Palestina, ujar Beni, harus segera diakhiri.

“Kondisi di Palestina semakin memburuk, rakyat Palestina melarat dalam kemiskinan dan kehilangan akses kemanusiaan. Saat ini saja penduduk palestina tinggal 36,8 persen. 75 persen hidup di bawah garis kemiskinan dan hanya 41 persen yang memiliki akses sekolah, 46 persen air bersih, 30 persen rumah berizin,” ungkap Beni dalam rilisnya, Ahad (6/3).

Mereka, kata Beni, hidup sangat tidak manusiawi. Kini ada lebih dari 4 juta warga Palestina berada di luar wilayahnya, Mereka terombang-ambing tidak jelas, ke mana harus mengungsi. Setiap hari wilayah Palestina berkurang karena terus digusur dan dicaplok Zionis. Ditambah masalah pemukiman ilegal, rezim kolonial Zionis “Israel” setiap waktu meruntuhkan bangunan milik rakyat palestina dan lalu membangun pemukiman ilegal di tanah rampasannya.

Selain itu, ungkap Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) ini, soal keamanan Rakyat Palestina sama sekali tidak mendapat jaminan. Setiap hari ada korban penembakan dan pembunuhan oleh tentara “Israel”. Intinya rakyat Palestina terus diselimuti kondisi nestapa dan penderitaan kemanusiaan yang sangat buruk.

Beni berharap Sidang OKI yang digelar di Jakarta sejak kemarin hingga hari ini, Senin (7/3), tidak sekadar seremonial, harus melahirkan kebijakan dan langkah-langkah konkret untuk kemerdekaan Palestina.

Baca Juga

Ia menegaskan, 57 Negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) itu sangat potensial berperan bagi segera terwujudnya kemerdekaan Palestina.

“Sebagai Presiden Pemuda Asia Afrika, saya berharap dan merekomendasikan para pemimpin di dunia Islam yang tergabung dalam negara-negara OKI agar betul-betul bersatu melahirkan keputusan konkret bagi kemerdekaan Palestina sehingga sidang OKI yang digelar tidak hanya pertemuan seremonial,” ujarnya.

“Bagi saya, tiada cara lain untuk menyelamatkan derita dan nestapa kemanusiaan di Palestina kecuali dengan menjadikan negara itu sebagai negara yang Merdeka dan Berdaulat,” tegas Beni.

Terlebih lagi, ujar Beni, Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, dan Palestina sangat berjasa saat mendukung kemerdekaan Indonesia. “Sebab, kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 pertama kalinya didukung dan diakui oleh Palestina, maka Indonesia harus benar-benar memainkan perannya yang nyata untuk segera terwujudnya kemerdekaan Palestina,” pungkasnya.

KTT-LB OKI yang secara khusus akan membahas isu Palestina dan Al Quds Al Syarif diikuti lebih dari 500 delegasi dari 49 negara anggota termasuk pada tingkat kepala negara/pemerintahan.

KTT tersebut juga diikuti delegasi tiga negara pengamat, empat negara-organisasi Kuartet Negosiasi Palestina-“Israel” dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. (S)

Baca Juga