Muhammadiyah Buka Dua Gepok Uang dari Polisi untuk Keluarga Siyono, Isinya Rp100 Juta

Uang dua gepok dibuka, isinya Rp 100 juta-1
Konferensi Pers di Kantor Komnas HAM, Senin (11/4) terkait kematian Siyono juga membuka dua gepok bungkusan dari polisi untuk keluarga Siyono berisi Rp100 juta. (Foto: EZ/salam-online)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua PP Muhammadiyah bidang Hukum dan HAM Prof Dr Busyro Muqoddas secara resmi membuka uang dua gepok pemberian polisi kepada keluarga Siyono saat konferensi pers bersama Komnas HAM dan sejumlah LSM, Senin (11/4).

Sebelumnya istri Siyono, Suratmi, mengaku menerima dua gepok uang dari anggota polisi terkait kematian suaminya. Namun karena takut, Suratmi kemudian menyerahkan dua gepok bungkusan itu ke PP Muhammadiyah.

“Mari kita sama-sama buka biar semuanya tahu ini isinya apa,” kata Busyro di ruang pengaduan Komnas HAM, Jakarta, Senin (11/4).

Setelah dibuka, diketahuilah isinya uang pecahan Rp100.000 yang totalnya seratus juta rupiah.

“Dua gepok uang itu, satu gepok ada Rp50 juta. Dua gepok jadi Rp100 juta, pecahannya Rp100 ribu rupiah,” ungkap Busyro di hadapan wartawan.

Komisioner Komnas HAM Siane Indriani menceritakan uang tersebut diberikan dengan dua tahap. Tahap pertama diberikan pada Suratmi istri almarhum Siyono. Tahap kedua diberikan kepada Wagiyono, kakak Siyono.

Baca Juga

“Suratmi dapat satu gepok, katanya untuk biaya anak-anaknya, sedangkan Wagiyono mendapatkan satu gepok untuk mengurus prosesi pemakaman Siyono,” papar Siane.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Prof Hafidz Abbas. Komisoner Komnas HAM ini menyebut sikap dan keputusan Suratmi dapat menjadi contoh yang berharga. Suratmi memang membutuhkan uang, ujarnya, tetapi dia enggan menerima uang dari polisi atas kematian suaminya.

“Dapat dibayangkan idealisme moral pada dirinya. Walau sangat butuh, tetapi karena ada kebenaran yang harus dicari, maka uang itu dia abaikan, harus diserahkan ke kuasa hukumnya, yakni PP Muhammadiyah. Mudah-mudahan bangsa ini tidak mudah tergoda dengan apa pun, karena idealisme harus terus tumbuh di negeri ini,” tutur Hafidz.

Seperti diberitakan sebelumnya uang dua gepok itu diserahkan Suratmi kepada PP Muhammadiyah pada Selasa, 29 maret lalu, ketika meminta bantuan ormas Islam tersebut untuk mengungkap kematian suaminya. Siyono sendiri bukanlah warga Muhammadiyah. Muhammadiyah bersedia membantunya dengan alasan kemanusiaan.

Konferensi pers yang dihadiri dua Komisioner Komnas HAM, PP Muhammadiyah, Ketum PP Pemuda Muhammadiyah, Tim Dokter Forensik dan sejumlah LSM seperti KontraS, YLBHI, LBH Jakarta, Lingkar Madani (Lima) dan Pushami ini juga merilis hasil autopsi terhadap jasad Siyono secara terbuka ke publik. (EZ/salam-online)

Baca Juga