Antisipasi Bangkitnya PKI, Letjen Purn Surjadi: “Jangan Banyak Omong, Musuh Sudah di Depan Mata”

LetjenXTNIXXPurnXXSurjadi-1
Ketua Persatuan Purnawirawan TNI AD Letjen TNI (Purn) Surjadi saat menyampaikan sambutannya dalam acara silaturahim Purnawirawan TNI/Polri bersama Ormas-ormas Islam dan Kepemudaan dengan Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (purn) Ryamizard Ryacudu. (Foto: s)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Bertebarannya atribut Partai Komunis Indonesia (PKI), palu arit, yang terlarang dalam wilayah hukum Indonesia, mengundang pertanyaan berbagai kalangan. Ada apa?

Untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi, Letjen TNI (purn) Kiki Syahnakri pada Jumat (13/5) kemarin memimpin acara silaturahim dan tatap muka antara purnawirawan TNI/Polri bersama ormas-ormas Islam dan Kepemudaan dengan Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu di Balai Kartini Jl. Jendelal Gatot Subroto Kav. 37, Jakarta Selatan.

Acara yang dihadiri sekitar 150 orang ini berlangsung pada pukul 08.30 hingga 11.15 WIB.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Letjen Purnawirawan Kiki Syahnakri mengatakan, acara yang sudah lama digagas ini, didahului dengan pertemuan para tokoh. Tetapi baru sekarang bisa dilaksanakan.

“Baru sekarang bisa direalisasikan terkait munculnya gerakan komunis yang ditandai banyaknya muncul logo PKI, simposium, dan lain-lain,” ujar Kiki.

“Kemudian, adanya tuntutan pembongkaran kuburan massal yang berpotensi menimbulkan keresahan dan bisa menimbulkan kerusuhan yang bisa berdarah-darah kalau tidak segera disikapi dengan baik,” tegas mantan Wakil KASAD ini.

Menurut Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat Letjen TNI (Purn) Surjadi, sebenarnya kita tak perlu banyak omong, tapi apa yang harus kita perbuat sekarang, karena musuh sudah di depan mata.

“Dalam simposium itu dikatakan (mereka) ingin mengungkap sejarah yang sebenarnya. Ini berarti sejarah selama ini dianggap tidak benar, ini gila. Kemudian dikatakan juga bahwa tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar, masak memberontak tidak salah?” sesal Surjadi dalam orasinya yang disampaikan dengan lugas dan tegas.

Baca Juga

Ia mensinyalir ada kegamangan sikap pemerintah dalam menyikapi hal ini.

“Pemberontak kok difasilitasi, terus dari mana anggaran untuk memfasilitasi simposium itu, kalau dari pribadi lebih salah lagi. Setiap Presiden keluar negeri selalu membawa oleh-oleh seperti ini. Presiden juga tergopoh-gopoh melantik Gubernur Lemhanas, memangnya siapa dia?” protesnya.

Surjadi mengingatkan, PKI tidak mungkin bisa tumbuh kalau tidak difasilitasi, padahal anggarannya tidak sedikit, itu dari mana dananya?

“Apakah terkait reklamasi atau terkait Gubernur DKI, wallahu a’lam. Kalau reshuffle terjadi lagi dan mereka masuk semua, mau apa kita? Menteri Susi itu siapa? Anak siapa? Sudah banyak bukti-bukti yang mengharuskan kita bertindak, dan ini bukan kita yang memulai,” ungkapnya.

Untuk itu, Surjadi meminta petugas intel dan hukum di lapangan agar tidak ragu-ragu lagi mengambil tindakan sesuai kewenangan dan hukum yang berlaku.

“Mari bersama-sama kita tunjukkan bahwa kita masih ada, jangan diam!” serunya.

Selain Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri dan Letjen (Purn) Surjadi, Menhan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu memberikan pengarahan dalam acara tersebut. Kemudian, ada Ketua FKPPI Ponco Sutowo, Ketua Presidium Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno, SH, dan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH Muhammad Al Khaththath, Ketua Front Pembela Islam (FPI) KH Ahmad Shobri Lubis, budayawan Taufiq Ismail, dan unsur Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), Nanang Qosim, yang juga turut menyampaikan orasinya. (s)

Baca Juga