JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pengamat Hubungan Internasional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth menilai sangat mungkin adanya tebusan yang diberikan untuk pembebasan sandera, 10 ABK kapal Tugboat Brahma oleh kelompok milisi Abu Sayyaf di Filipina selatan.
Namun Adriana tak menampik operasi intelijen pasti berperan hingga 10 WNI itu akhirnya dilepaskan Abu Sayyaf pada Ahad, 1 Mei 2016.
“Karena strateginya itu kidnapped and ransom. Termasuk menurut saya ada uang tebusan juga yang diberikan,” kata Adriana Elisabeth dalam perbincangan Kabar Pagi TVOne, Senin 2 Mei 2016.
Adriana menjelaskan, pembebasan para sandera dalam kurun waktu lebih dari sebulan sebenarnya bukan waktu singkat. Namun kelompok Abu Sayyaf saat ini cenderung bergerak untuk kebutuhan finansial sehingga dianggap lebih bisa didekati dengan negosiasi.
Menurutnya, ada sekitar 11 faksi kelompok milisi tersebut setelah pemimpin mereka meninggal dan kemudian kelompok besar awal terpecah. Namun demikian, anggota kelompok yang satu tak menutup kemungkinan bisa terlibat aksi dengan kelompok lainnya.
“Ideologi tidak terlalu bermain di sini,” kata Pakar itu. (Viva.co.id)