JAKARTA (SALAM-ONLINE): Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menegaskan, bahwa pemerintah mengakui ada peran mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zen, dalam upaya pembebasan sandera dari kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Menurut Ryamizard, dalam proses pembebasan empat warga Indonesia yang ditawan Abu Sayyaf itu, meski Filipina memiliki peran diplomasi yang besar, peran Indonesia tak bisa dibilang kecil, termasuk keberadaan Kivlan Zen—yang memang memiliki kedekatan dengan petinggi Organisasi Pembebasan Bangsa Moro (MNLF).
Dalam sejarahnya, Kivlan pernah memimpin Pasukan Konga 17 di Filipina yang menjadi pengawas genjatan senjata, setelah perundingan antara MNLF pimpinan Nur Misuari dengan pemerintah Filipina. Kivlan memanfaatkan kedekatan dan jejaringnya dengan Nur Misuari untuk melobi kelompok Abu Sayyaf.
“Pak Kivlan Zen dulu juga sempat tugas di sana misi perdamaian (dan) keamanan. Kenal dengan Nur Misuari,” ujar Ryamizard seperti dikutip Viva.co.id, Jumat (13/5).
Pada Rabu (11/5) lalu, empat warga Indonesia yang disandera Abu Sayyaf berhasil dibebaskan. Mereka adalah awak kapal tunda Hendry, yakni Moch. Ariyanto Misnan, Lorens MPS, Dede Irfan Hilmi, dan Samsir. Pembebasan itu menyusul sepuluh warga Indonesia yang lebih dulu dilepas penyandera dari faksi lain dalam kelompok Abu Sayyaf. (Vivanews)