Erdogan: “Jabhah Nushrah Melawan ISIS, Mengapa Anda tidak Menerimanya Sebagai Teman?”

Presiden Recep Tayyip Erdogan
Presiden Recep Tayyip Erdogan

ISTANBUL (SALAM-ONLINE): Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan kritiknya kepada beberapa negara, termasuk AS, NATO dan Uni Eropa (UE) yang telah mendukung kelompok-kelompok teror di Suriah.

Berbicara pada saat acara berbuka puasa bersama yang diselenggarakan oleh badan amal Yayasan Birlik di Istanbul, Sabtu (11/6), Erdogan mengatakan bahwa beberapa negara, termasuk AS dan Rusia serta UE dan NATO menganggap PYD dan YPG (kelompok dukungan Rusia di Suriah) bukan teroris, lantaran mereka berperang melawan ISIS.

“Beberapa negara mengatakan, ‘PYD dan YPG berperang melawan Daesh (ISIS), sehingga kami mendukung mereka (PYD dan YPG)’,” ungkap Erdogan, menirukan dalih beberapa negara yang mendukung kelompok komunis dukungan Rusia di Suriah itu.

Lalu, jika demikian halnya, kata Erdogan, mengapa negara-negara itu menetapkan Jabhah Nushrah (sayap Al-Qaidah di Suriah, red) sebagai organisasi teroris, padahal Jabhah Nushrah juga berperang melawan ISIS?

“Al-Nushra (Jabhah Nushrah) juga berjuang melawan ISIS. Mengapa Anda tidak menerima Al-Nushrah sebagai teman Anda?” kritik Erdogan seperti dikutip kantor berita Anadolu, Sabtu (11/6).

YPG adalah sayap bersenjata Partai Uni Demokratik (PYD), kelompok Kurdi berhaluan komunis dukungan Rusia di Suriah, yang berafiliasi kepada Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang berhaluan Marxisme-Leninisme-Nasionalisme Kurdi, berbasis di Turki.

Baca Juga

Amerika Serikat menolak untuk mengakui YPG sebagai organisasi teroris meskipun banyak peringatan dari Ankara. Presiden Erdogan sendiri telah mendesak AS untuk memilih antara Turki atau YPG.

YPG dan PYD yang berafiliasi kepada PKK oleh pemerintah Turki dimasukkan dalam daftar organisasi teroris. AS dan Uni Eropa termasuk yang menyebut PKK sebagai organisasi teroris, tetapi anehnya AS mendukung PYD dan YPG, turunannya PKK. Sejak 1984 PKK kerap menyerang pasukan keamanan dan warga sipil Turki hingga kini.

Saat masih menjabat Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu menyatakan, Turki tak akan pernah memaafkan anggota NATO, terutama AS, karena menjalin hubungan dengan “organisasi teroris yang menyerang kami di jantung Turki”.

Ankara sejak lama kritis mengecam dukungan terbuka Washington untuk PYD dan sayap bersenjatanya, YPG. AS keberatan untuk menyebut PYD sebagai kelompok teroris, padahal kelompok ini berafiliasi ke PKK yang oleh AS dan NATO juga dicap teroris. (S)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga